Buleleng (Antara Bali) - Kalangan pelaku pariwisata Pulau Menjangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali mengeluhkan banyaknya kalangan wisatawan menuju Pulau Menjangan melalui jalur tikus lewat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

"Kebanyakan berasal dari wilayah Bangsring dan Watu Dodol dimana yang mengendalikan perahu karet (boat) datang tanpa didampingi pramuwisata," kata salah seorang pelaku pariwisata Pulau Menjangan, Nyoman Suntara di Buleleng, Bali, Senin.

Ia menjelaskan, yang lebih disesalkan lagi adalah para pemilik kapal kecil (boat) asal Banyuwangi tersebut membawa penumpang lebih dari 10 orang sekali pelayaran.

"Satu boat kami lihat ada membawa sampai 30 orang, di perairan Pulau Menjangan, saya peringatkan mereka jangan menginjak terumbu karang sambil berfoto selfie. Jadi istilahnya tidak ada pengawasan dan ini jelas mempengaruhi dan merugikan kami sebagai pelaku pariwisata," papar dia.

Dikatakan pula, pihaknya sangat menyayangkan kekurangtegasan pengelola Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang seakan-akan membiarkan hal itu terjadi.

Selain itu, pihaknya menilai perlu dilakukan pengawasan serius terhadap munculnya pintu tikus memasuki perairan Pulau Menjangan dimana para wisatawan ilegal dapat menikmati `kue pariwisata, tanpa memenuhi aturan berlaku.

"Yang rugi pelaku pariwisata lokal di sini terlebih lagi tidak ada pramuwisata yang mengawasi wisatawan dari Banyuwangi itu, sampai menginjak terumbu karang juga dan soal keamanan siapa yang bertanggungjawab," sesalnya.

Suntara menambahkan, masih perlu dilakukan pembenahan infrastruktur di Pelabuhan Banyuwedang, dan Labuan Lalang. Sebab, kondisi jalan belum memenuhi syarat penunjang pariwisata. Idealnya jalan supaya dapat diaspal pemerintah pusat, menunjang kenyamanan tamu lokal dan mancanegara berkunjung.

Di sisi lain, aturan mengenai harga tiket masuk mencapai Rp200 ribu terdahulu sempat diprotes pelaku pariwisata masih diberlakukan. Pelaku pariwisata lokal tidak mampu berbuat banyak.

"Mereka yang datang dan tidak tahu harga tiket masuk sampai Rp200 ribu terpaksa bayar dan itu karena memang mereka awalnya berniat ke Pulau Menjangan. Tingginya harga tiket diberlakukan sejak tahun 2015, memiliki pengaruh siginifikan terhadap kunjungan di tahun ini. Karena mengetahui mahal, mereka enggan datang," ujar Suntara. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016