Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyerahkan sejumlah bantuan untuk para korban banjir bandang di Desa Musi dan Desa Penyabangan, Singaraja, Senin.
"Selain beras, ini juga ada sedikit bantuan uang tunai hasil urunan bersama-sama seluruh Kepala SKPD Pemprov Bali. Tolong jangan dilihat dari nilainya, semoga ini bisa membantu memenuhi keperluan Hari Raya Galungan," kata Pastika di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut.
Dua minggu sebelumnya, Pastika dan instansi tersebut sudah sempat meninjau para korban banjir bandang di empat desa di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Namun, bantuan kali ini difokuskan di dua desa yang terparah kondisinya yakni Desa Musi dan Desa Penyabangan.
Akses jalan di lokasi saat ini sudah terbuka yang sebelumnya sempat terputus karena banyaknnya batu-batu yang terbawa arus banjir.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali kembali menekankan penanganan pascabanjir yang harus segera dilaksanakan, terutama pembangunan dan renovasi rumah-rumah warga, perbaikan saluran irigasi, serta pembangunan jalan baru.
"Sekarang akses jalan sudah terbuka, selanjutnya yang harus segera dikerjakan yakni membangun atau merenovasi rumah-rumah warga yang rusak, itu dananya sudah siap. Kalau kepala desa sudah siap besok pun bisa langsung dikerjakan, bahkan dari waktu ini sebenarnya sudah bisa dikerjakan. Saluran irigasi dan infrastruktur jalan pun akan kami bangun lagi," ujarnya.
Sebagai antisipasi jangka panjang untuk mencegah terulangnya musibah tersebut Pastika juga merencanakan program penghijauan dan pemeliharaan daerah hutan dan perbukitan di seputaran daerah tersebut.
"Sebagai program jangka panjang, kami akan merencanakan program pemeliharaan hutan dan perbukitan di seputaran daerah ini, biar musibahnya tidak terulang lagi. Saya juga sangat mengharapkan peran serta dari masyarakat untuk ikut memeliharanya, serta ikut bergotong royong bersama-sama supaya penanganan musibah ini cepat selesai," kata Pastika.
Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai, Ketut Jayada, yang juga hadir di lokasi mengatakan program jangka pendek yang dilaksanakan pihaknya dalam waktu dekat ini yakni pembenahan alur dengan penguatan pinggir sungai.
"Tipikal sungai di sini kan bukan sungai yang berair sepanjang tahun, jadi saat musim kering ukurannya jadi tidak jelas, dan saat musim hujan bisa menyebabkan seperti ini. Makanya kita akan perbaiki dulu alurnya, ditentukan berapa lebarnya, disertai dengan penguatan pada dinding-dindingnya terutama untuk daerah yang kritis-kritis dulu," ujar Jayada.
Pembenahan normalisasi tersebut menurutnya akan menyasar tiga desa prioritas yang mengalami musibah, yakni Desa Musi sepanjang 500 meter, Desa Penyabangan sepanjang 1 kilometer, dan Desa Banyupoh sepanjang 500 meter.
Sementara itu, Ayu Pastika, yang juga merupakan Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Bali, mengungkapkan keprihatinan terhadap bencana yang dialami warga empat desa tersebut.
Yayasan kemanusiaan yang dipimpinnya tersebut membantu bantuan uang tunai bagi warga, dan diharapkan bisa memperingan beban para ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Bali turut prihatin atas musibah ini, semoga bantuan yang kami berikan bisa bermanfaat. Saya berharap masyarakat lainnya juga terketuk hatinya, untuk turut memberikan uluran tangannya. Bantuan sekecil apa pun, saya yakin sangat berharga bagi masyarakat yang sedang terkena bencana," ujar Ayu Pastika.
Bantuan yang disalurkan diantaranya dua ton beras, sepatu untuk anak-anak sekolah, alat tulis, dan uang tunai untuk masing-masing KK sebesar Rp1 juta dan Rp500 ribu dari Ketua YKI Cabang Bali. Bantuan yang diserahkan bagi 72 KK di Desa Musi, dan 53 KK di Desa Penyabangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Selain beras, ini juga ada sedikit bantuan uang tunai hasil urunan bersama-sama seluruh Kepala SKPD Pemprov Bali. Tolong jangan dilihat dari nilainya, semoga ini bisa membantu memenuhi keperluan Hari Raya Galungan," kata Pastika di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut.
Dua minggu sebelumnya, Pastika dan instansi tersebut sudah sempat meninjau para korban banjir bandang di empat desa di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Namun, bantuan kali ini difokuskan di dua desa yang terparah kondisinya yakni Desa Musi dan Desa Penyabangan.
Akses jalan di lokasi saat ini sudah terbuka yang sebelumnya sempat terputus karena banyaknnya batu-batu yang terbawa arus banjir.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali kembali menekankan penanganan pascabanjir yang harus segera dilaksanakan, terutama pembangunan dan renovasi rumah-rumah warga, perbaikan saluran irigasi, serta pembangunan jalan baru.
"Sekarang akses jalan sudah terbuka, selanjutnya yang harus segera dikerjakan yakni membangun atau merenovasi rumah-rumah warga yang rusak, itu dananya sudah siap. Kalau kepala desa sudah siap besok pun bisa langsung dikerjakan, bahkan dari waktu ini sebenarnya sudah bisa dikerjakan. Saluran irigasi dan infrastruktur jalan pun akan kami bangun lagi," ujarnya.
Sebagai antisipasi jangka panjang untuk mencegah terulangnya musibah tersebut Pastika juga merencanakan program penghijauan dan pemeliharaan daerah hutan dan perbukitan di seputaran daerah tersebut.
"Sebagai program jangka panjang, kami akan merencanakan program pemeliharaan hutan dan perbukitan di seputaran daerah ini, biar musibahnya tidak terulang lagi. Saya juga sangat mengharapkan peran serta dari masyarakat untuk ikut memeliharanya, serta ikut bergotong royong bersama-sama supaya penanganan musibah ini cepat selesai," kata Pastika.
Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai, Ketut Jayada, yang juga hadir di lokasi mengatakan program jangka pendek yang dilaksanakan pihaknya dalam waktu dekat ini yakni pembenahan alur dengan penguatan pinggir sungai.
"Tipikal sungai di sini kan bukan sungai yang berair sepanjang tahun, jadi saat musim kering ukurannya jadi tidak jelas, dan saat musim hujan bisa menyebabkan seperti ini. Makanya kita akan perbaiki dulu alurnya, ditentukan berapa lebarnya, disertai dengan penguatan pada dinding-dindingnya terutama untuk daerah yang kritis-kritis dulu," ujar Jayada.
Pembenahan normalisasi tersebut menurutnya akan menyasar tiga desa prioritas yang mengalami musibah, yakni Desa Musi sepanjang 500 meter, Desa Penyabangan sepanjang 1 kilometer, dan Desa Banyupoh sepanjang 500 meter.
Sementara itu, Ayu Pastika, yang juga merupakan Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Bali, mengungkapkan keprihatinan terhadap bencana yang dialami warga empat desa tersebut.
Yayasan kemanusiaan yang dipimpinnya tersebut membantu bantuan uang tunai bagi warga, dan diharapkan bisa memperingan beban para ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Bali turut prihatin atas musibah ini, semoga bantuan yang kami berikan bisa bermanfaat. Saya berharap masyarakat lainnya juga terketuk hatinya, untuk turut memberikan uluran tangannya. Bantuan sekecil apa pun, saya yakin sangat berharga bagi masyarakat yang sedang terkena bencana," ujar Ayu Pastika.
Bantuan yang disalurkan diantaranya dua ton beras, sepatu untuk anak-anak sekolah, alat tulis, dan uang tunai untuk masing-masing KK sebesar Rp1 juta dan Rp500 ribu dari Ketua YKI Cabang Bali. Bantuan yang diserahkan bagi 72 KK di Desa Musi, dan 53 KK di Desa Penyabangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016