Denpasar (Antara Bali) - Pelaku pariwisata di Provinsi Bali mengapresiasi rencana pemerintah memasukkan Australia sebagai salah satu dari 80 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa guna mendongrak pariwisata Indonesia.
"Ini bagus sekali karena wisatawan Australia memberikan kontribusi besar sekali terhadap Bali," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Cokorda Oka Artah Ardana Sukawati di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, ikatan psikologis antara Bali dan Australia akan semakin kuat dengan disepakatinya pemberlakuan bebas visa bagi turis dari negeri kanguru itu.
"Bukan masalah biaya, yang penting mereka sudah masuk (bebas visa) dan birokrasi tidak susah. Ikatan psikologis dengan bebas visa ini akan menguatkan posisi kita dengan Australia," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ngurah Wijaya yang menilai pemberlakuan tersebut akan memberikan dampak signifikan untuk kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata.
"Itu sangat bagus untuk industri. Jumlah wisatawan akan meningkat," katanya.
Australia akhirnya masuk menjadi negara penerima bebas visa ke Indonesia bersama dengan 80 negara lainnya yang rencananya akan disahkan dalam waktu dekat setelah sempat dicoret karena asas universal yang dianut negeri itu.
Sehingga dengan tambahan tersebut, total ada 170 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa yang diharapkan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Pemerintah negeri kanguru itu memberlakukan kebijakan visa universal di mana setiap orang yang ingin masuk ke Australia harus memiliki visa.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali merilis bahwa wisatawan Australia menduduki posisi pertama kunjungan wistawan mancanegara selama 2015 sebanyak 966.869 orang atau hamir satu juta orang.
Jumlah itu berkontribusi 24,1 persen untuk jumlah keseluruhan jumlah wisman ke Bali yang mencapai empat juta orang selama 2015 atau meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ini bagus sekali karena wisatawan Australia memberikan kontribusi besar sekali terhadap Bali," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Cokorda Oka Artah Ardana Sukawati di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, ikatan psikologis antara Bali dan Australia akan semakin kuat dengan disepakatinya pemberlakuan bebas visa bagi turis dari negeri kanguru itu.
"Bukan masalah biaya, yang penting mereka sudah masuk (bebas visa) dan birokrasi tidak susah. Ikatan psikologis dengan bebas visa ini akan menguatkan posisi kita dengan Australia," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ngurah Wijaya yang menilai pemberlakuan tersebut akan memberikan dampak signifikan untuk kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata.
"Itu sangat bagus untuk industri. Jumlah wisatawan akan meningkat," katanya.
Australia akhirnya masuk menjadi negara penerima bebas visa ke Indonesia bersama dengan 80 negara lainnya yang rencananya akan disahkan dalam waktu dekat setelah sempat dicoret karena asas universal yang dianut negeri itu.
Sehingga dengan tambahan tersebut, total ada 170 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa yang diharapkan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Pemerintah negeri kanguru itu memberlakukan kebijakan visa universal di mana setiap orang yang ingin masuk ke Australia harus memiliki visa.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali merilis bahwa wisatawan Australia menduduki posisi pertama kunjungan wistawan mancanegara selama 2015 sebanyak 966.869 orang atau hamir satu juta orang.
Jumlah itu berkontribusi 24,1 persen untuk jumlah keseluruhan jumlah wisman ke Bali yang mencapai empat juta orang selama 2015 atau meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016