Jakarta (Antara Bali) - Bank Indonesia memprediksi defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan meningkat pada tahun ini seiring dengan realisasi proyek pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, defisit neraca transaksi berjalan sepanjang 2015 berada di kisaran 2 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan pada 2014 yang mencapai 3,1 persen dari PDB.

"Di 2016 ini diperkirakan CAD akan cukup tertekan karen kita lakukan investasi dan pembangunan infrastruktur dan tentu akan ada peningkatan impor," ujar Agus saat ditemui di sela-sela gelaran Mandiri Economic Forum, di Jakarta, Rabu.

Bank sentral sendiri memprediksi defisit neraca transaksi berjalan pada tahun ini akan berada di kisaran 2,6-2,7 persen dari PDB.

"Kami yakini kalau itu masih antara 2,5-3 persen itu masih 'sustainable'," kata Agus.

Untuk menjaga agar CAD tetap terkendali, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah yang memang mengalokasikan anggaran cukup besar untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

"Kami sudah bicarakan dari sejak persiapan APBN 2016 dan sekarang kami masih terus lakukan koordinasi," ujar Agus.

Defisit transaksi berjalan sendiri dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III-2015 tercatat sebesar 4 miliar dolar AS (1,86 persen dari PDB), membaik dibandingkan dengan defisit di triwulan III-2014 sebesar 7 miliar dolar AS (3,02 persen dari PDB) maupun defisit di triwulan II-2015 sebesar 4,2 miliar dolar AS (1,95 persen dari PDB). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Citro Atmoko

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016