Nusa Dua (Antara Bali) - PT Bayer Indonesia mengoptimalkan edukasi kepada masyarakat terkait program keluarga berencana (KB) mandiri secara berkesinambungan terutama pemakaian oral kontrasepsi.

"Kami sudah melakukan program dan upaya yang mendukung keluarga berencana di Indonesia dengan melalui MoU (nota kesepahaman) dengan BKKBN sejak tahun 1987," kata Head of Communications PT Bayer Indonesia, Anton Susanto ditemui di sela-sela pelaksanaan Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.

Menurut dia, kemitraan dengan pemerintah itu meliputi promosi KB swasta melalui lingkaran biru, penggerakan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) melalui duta KB mandiri.

Ia mengklaim bahwa sejak tahun 2008 hingga 2015 sudah ada 274 duta kontrasepsi oral yang telah dihasilkan yang telah menjangkau sedikitnya 77 ribu wanita melalui sekitar 2.601 kali edukasi kepada masyarakat terutama terkait pemakaian oral kontrasepsi.

Anton menjelaskan bahwa pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat terutama perempuan itu diberikan menyangkut kesehatan reproduksi dan kontrasepsi.

"Ketika perempuan Indonesia mendapatkan informasi dan dapat menentukan pilihan untuk kesehatan mereka dan keluarganya, artinya mereka telah membantu mengamankan kesehatan secara keseluruhan dan kesejahteraan bangsa," katanya.

Selain itu pihaknya juga berperan dalam penguatan kapasitas pengelola pelayanan KB dan mendorong bidan praktik swasta dan mandiri dalam melakukan pelayanan KB yang berkualitas serta melatih kompetensi para bidan melalui pelatihan teknologi kontrasepsi terbaru (CTU).

Ia menyebutkan bahwa sekitar 30 ribu bidan di 16 provinsi telah diberikan edukasi dan komunikasi itu diharapkan ditransfer kepada masyarakat.

Anton lebih lanjut menjelaskan bahwa pihaknya tahun 2015 menganggarkan sedikitnya 3,6 miliar euro untuk pengembangan dan penelitian untuk keseluruhan termasuk terkait program keluarga berencana (kontrasepsi).

Menurut data, survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2012, angka prevalansi kontrasepsi oral di Indonesia menunjukkan angka 13,6 persen, dimana menurut data IMS Q2/2015 angka penggunaanya untuk pasar privat hanya berkisar antara dua hingga tiga persen.

Hal itu menunjukkan masih diperlukannya peningkatan penggunaan kontrasepsi oral sebagai salah satu metode kontrasepsi yang mudah digunakan dan memberikan manfaat non-kontrasepsi bagi wanita.

Sementara itu Vice President Corporate Commercial Relations Bayer AG, Klaus Brill menjelaskan bahwa secara global pihaknya berkomitmen membantu negara-negara berkembang untuk mendapatkan akses kontrasepsi.

"Kami serius dalam tanggung jawab sosial sebagai pemasok kontrasepsi hormonal. Selama 50 tahun dan di lebih dari 130 negara di dunia kami mendukung program KB yang menjamin perempuan dapat menggunakan alat kontrasepsi modern terlepas dari pendapatan mereka," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016