Karangasem (Antara Bali) - Menu ikan mahi-mahi bakar di Virgin Beach, yang berlokasi di perbatasan Desa Perasi-Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Bali, digemari dan menjadi pilihan favorit wisatawan, khususnya dari Rusia.
"Ikan mahi-mahi atau biasa disebut masyarakat sebagai `tumpek` sangat disukai wisatawan Rusia yang datang ke Pantai Virgin Beach," kata Ketut Suardika yang bekerja sebagai "chef" di Warung Wayan Gede di Pantai Virgin Beach, Rabu.
Selain turis Rusia, lanjut dia, ikan mahi-mahi juga diminati wisatawan dari Perancis, Australia, Asia dan pelancong dari Jakarta yang tengah berliburan ke kawasan itu.
"Menu pilihan yang paling tinggi peminatnya adalah ikan mahi-mahi bakar. Terdiri satu ekor ikan, lalapan, sambal dan nasi hangat. Menu lain yang disukai adalah cumi-cumi dan lobster. Harga berkisar Rp100 ribu - Rp150 ribu," ujar lelaki yang akrab dipanggil Boso.
Kalau sedang musim ramai turis, misalnya akhir tahun atau Mei-Juli, dalam sehari wisatawan yang memesan ikan bakar bisa mencapai 150 orang.
"Sementara kalau sedang sepi, seperti Januari, Februari, Maret dan April, dalam sehari turis yang memesan ikan hanya berkisar 15-20 orang. Itu pun kebanyakan turis Rusia yang memesan," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, belakangan jumlah turis berkunjung ke Virgin Beach makin meningkat karena menyukai keindahan dan ketenangan di objek wisata itu.
"Di Virgin Beach, wisatawan bisa "massage", berjemur dan snorkeling, sembari menikmati pemandangan laut membiru. Kalau penduduk lokal, menyukai pantai ini untuk aktivitas memancing," katanya.
Hasil memancing yang dilakukan orang lokal, kemudian diperjualbelikan di sekitar pantai. Termasuk ke sejumlah warung penjual "seafood" di kawasan objek wisata Virgin Beach.
"Ikan dari nelayan lokal ini biasanya ditampung oleh warung kami dan rasanya lebih segar. Kalau nelayan tidak mendapatkan ikan, maka warung dipasok dari "supliyer" langganan," ucap Boso.
Belakangan nelayan-nelayan enggan melaut karena cuaca sedang buruk, sehingga warung penjual menu ikan di Virgin Beach mengandalkan supliyer untuk mendapatkan pasokan lobster, cumi-cumi dan ikan mahi-mahi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ikan mahi-mahi atau biasa disebut masyarakat sebagai `tumpek` sangat disukai wisatawan Rusia yang datang ke Pantai Virgin Beach," kata Ketut Suardika yang bekerja sebagai "chef" di Warung Wayan Gede di Pantai Virgin Beach, Rabu.
Selain turis Rusia, lanjut dia, ikan mahi-mahi juga diminati wisatawan dari Perancis, Australia, Asia dan pelancong dari Jakarta yang tengah berliburan ke kawasan itu.
"Menu pilihan yang paling tinggi peminatnya adalah ikan mahi-mahi bakar. Terdiri satu ekor ikan, lalapan, sambal dan nasi hangat. Menu lain yang disukai adalah cumi-cumi dan lobster. Harga berkisar Rp100 ribu - Rp150 ribu," ujar lelaki yang akrab dipanggil Boso.
Kalau sedang musim ramai turis, misalnya akhir tahun atau Mei-Juli, dalam sehari wisatawan yang memesan ikan bakar bisa mencapai 150 orang.
"Sementara kalau sedang sepi, seperti Januari, Februari, Maret dan April, dalam sehari turis yang memesan ikan hanya berkisar 15-20 orang. Itu pun kebanyakan turis Rusia yang memesan," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, belakangan jumlah turis berkunjung ke Virgin Beach makin meningkat karena menyukai keindahan dan ketenangan di objek wisata itu.
"Di Virgin Beach, wisatawan bisa "massage", berjemur dan snorkeling, sembari menikmati pemandangan laut membiru. Kalau penduduk lokal, menyukai pantai ini untuk aktivitas memancing," katanya.
Hasil memancing yang dilakukan orang lokal, kemudian diperjualbelikan di sekitar pantai. Termasuk ke sejumlah warung penjual "seafood" di kawasan objek wisata Virgin Beach.
"Ikan dari nelayan lokal ini biasanya ditampung oleh warung kami dan rasanya lebih segar. Kalau nelayan tidak mendapatkan ikan, maka warung dipasok dari "supliyer" langganan," ucap Boso.
Belakangan nelayan-nelayan enggan melaut karena cuaca sedang buruk, sehingga warung penjual menu ikan di Virgin Beach mengandalkan supliyer untuk mendapatkan pasokan lobster, cumi-cumi dan ikan mahi-mahi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016