Singaraja (Antara Bali) - Tembok pembatas SDN 1 Anturan, Kabupaten Buleleng, Bali roboh sepanjang 11 meter usai hujan deras yang mengguyur wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir.
"Tembok yang roboh itu membatasi tempat parkir sekolah dengan jalan desa di sampingnya dan menyebabkan jalan di daerah itu tidak bisa dilalui selama beberapa saat sebelum warga bergotong royong membersihkannya," kata Kepala Sekolah SDN 1 Anturan, Putu Sulaba, Selasa.
Ia mengatakan, robohnya tembok ini juga berdampak pada retaknnya tembok bangunan toilet dan kantin yang berbatasan langsung dengan tembok.
"Kalau lagi kena air satu jam lagi bisa nambah lagi ke Selatan bisa lebih rusaknya, bisa 20 meter kena, masalahnya kan tanahnya masih labil," ujar Sulaba.
Meski begitu, robohnya tembok sekolah tidak berdampak bagi kegiatan belajar mengajar siswa. Namun siswa-siswa justru takut untuk berbelanja jajan di kantin.
"Aktivitas sekolah untuk anak-anak belajar masih belum ada kendalanya, tetapi anak-anak yang bermain di sana karena itu parkir, kantin, anak-anak merasa takut belanja di kantin karena kondisinya yang mengkahwatirkan," ucapnya.
Dikatakan, kerugian akibar robohnya tembok ini diperkirakan mencapai Rp40 juta dan pihaknya berharap Pemkab Buleleng dapat segera membantu perbaikan tembok itu.
Menurutnya jika tidak segera dibangun, maka kerusakan akan semakin parah serta tidak menutup kemungkinan kerusakan akan merembet ke ruang kelas yang dijadikan tempat belajar mengajar.
"Mudah-mudahan dari pihak terkait untuk segera mensurvei ke lapangan melihat kondisi karena sangat mengakhawatirkan. Biar dibantu secepat mungkin, kalau bisa satu dua minggu sudah dibantu," harapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Tembok yang roboh itu membatasi tempat parkir sekolah dengan jalan desa di sampingnya dan menyebabkan jalan di daerah itu tidak bisa dilalui selama beberapa saat sebelum warga bergotong royong membersihkannya," kata Kepala Sekolah SDN 1 Anturan, Putu Sulaba, Selasa.
Ia mengatakan, robohnya tembok ini juga berdampak pada retaknnya tembok bangunan toilet dan kantin yang berbatasan langsung dengan tembok.
"Kalau lagi kena air satu jam lagi bisa nambah lagi ke Selatan bisa lebih rusaknya, bisa 20 meter kena, masalahnya kan tanahnya masih labil," ujar Sulaba.
Meski begitu, robohnya tembok sekolah tidak berdampak bagi kegiatan belajar mengajar siswa. Namun siswa-siswa justru takut untuk berbelanja jajan di kantin.
"Aktivitas sekolah untuk anak-anak belajar masih belum ada kendalanya, tetapi anak-anak yang bermain di sana karena itu parkir, kantin, anak-anak merasa takut belanja di kantin karena kondisinya yang mengkahwatirkan," ucapnya.
Dikatakan, kerugian akibar robohnya tembok ini diperkirakan mencapai Rp40 juta dan pihaknya berharap Pemkab Buleleng dapat segera membantu perbaikan tembok itu.
Menurutnya jika tidak segera dibangun, maka kerusakan akan semakin parah serta tidak menutup kemungkinan kerusakan akan merembet ke ruang kelas yang dijadikan tempat belajar mengajar.
"Mudah-mudahan dari pihak terkait untuk segera mensurvei ke lapangan melihat kondisi karena sangat mengakhawatirkan. Biar dibantu secepat mungkin, kalau bisa satu dua minggu sudah dibantu," harapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016