Singaraja (Antara Bali) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bermarkas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1609/Buleleng, Bali memperketat pengamanan di wilayah laut dan pesisir di wilayah itu pasca ancaman teror bom di Kantor Camat Buleleng.
"Buleleng memiliki garis pantai terluas di Pulau Dewata mencapai sekitar 144 kilometer, sangat berpotensi sebagai jalur masuknya kelompok-kelompok teroris yang ingin mengusik kedamaian di Bali," kata Komandan Kodim 1602/Buleleng, Letkol Infantri Budi Prasetyo di Singaraja, Selasa.
Ia menjelasakan, pihaknya telah menurunkan satu pleton pasukan khusus mengamankan beberapa wilayah pesisir yang diduga digunakan sebagai jalur masuk kalangan teroris.
Menurut dia, teror apapun namanya perlu ditanggapi serius apalagi saat ini situasi dunia didominasi berbagai ancaman kalangan teroris bersenjata ISIS.
"Sebelumnya, masyarakat hanya mendengar ancaman teror di daerah lain, tapi kini sudah memasuki wilayah Buleleng. Aparat dan masyarakat mesti waspada, namu, jangan pernah takut," harapnya
Bukan hanya itu saja, pihaknya berharap kalangan warga di daerah itu tetap melakukan kegiatan seperti biasa dan mempercayakan penjagaan keamanan kepada pihak yang berwajib. "Jangan takut dan jangan pernah gentar. Warga yang kerja di kota maupun desa tetap bekerja dan beraktivitas biasa saja," imbuhhnya.
Selain itu, dirinya menilai teroris siapapun itu merasa berhasil jika melihat masyarakat resah dan ketakutan. "Namanya teros pasti ingin menimbulkan kegaduhan di masyarakat tetapi kita semua jangan sampai terpancing," imbuhnya.
Kedepan, kata dia, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan Kepolisian di daerah itu mengejar pelaku penyebar isu bom di wilayah tersebut. "TNI bersama Polri siap mengamankan Buleleng," tambahnya.
Sebelumnya, Kantor Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali pada (18/1) mendapatkan ancaman bom dari pihak yang mengklaim dirinya anggota jaringan teror Sarinah berupa surat kaleng.
Selain mengancam meledakkan kantor pemerintahan, dalam surat juga tertulis pelaku akan meledakkan pusat keramaian masyarakat, dan objek wisata di Kota Denpasar dan Singaraja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Buleleng memiliki garis pantai terluas di Pulau Dewata mencapai sekitar 144 kilometer, sangat berpotensi sebagai jalur masuknya kelompok-kelompok teroris yang ingin mengusik kedamaian di Bali," kata Komandan Kodim 1602/Buleleng, Letkol Infantri Budi Prasetyo di Singaraja, Selasa.
Ia menjelasakan, pihaknya telah menurunkan satu pleton pasukan khusus mengamankan beberapa wilayah pesisir yang diduga digunakan sebagai jalur masuk kalangan teroris.
Menurut dia, teror apapun namanya perlu ditanggapi serius apalagi saat ini situasi dunia didominasi berbagai ancaman kalangan teroris bersenjata ISIS.
"Sebelumnya, masyarakat hanya mendengar ancaman teror di daerah lain, tapi kini sudah memasuki wilayah Buleleng. Aparat dan masyarakat mesti waspada, namu, jangan pernah takut," harapnya
Bukan hanya itu saja, pihaknya berharap kalangan warga di daerah itu tetap melakukan kegiatan seperti biasa dan mempercayakan penjagaan keamanan kepada pihak yang berwajib. "Jangan takut dan jangan pernah gentar. Warga yang kerja di kota maupun desa tetap bekerja dan beraktivitas biasa saja," imbuhhnya.
Selain itu, dirinya menilai teroris siapapun itu merasa berhasil jika melihat masyarakat resah dan ketakutan. "Namanya teros pasti ingin menimbulkan kegaduhan di masyarakat tetapi kita semua jangan sampai terpancing," imbuhnya.
Kedepan, kata dia, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan Kepolisian di daerah itu mengejar pelaku penyebar isu bom di wilayah tersebut. "TNI bersama Polri siap mengamankan Buleleng," tambahnya.
Sebelumnya, Kantor Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali pada (18/1) mendapatkan ancaman bom dari pihak yang mengklaim dirinya anggota jaringan teror Sarinah berupa surat kaleng.
Selain mengancam meledakkan kantor pemerintahan, dalam surat juga tertulis pelaku akan meledakkan pusat keramaian masyarakat, dan objek wisata di Kota Denpasar dan Singaraja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016