Mangupura (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Badung, Bali, segera meremajakan "estuary dam" (bendungan pertemuan air sungai dan laut) di Suwung, Denpasar, dengan memperdalam sungai untuk memenuhi persediaan air baku di daerah itu.
"Hal ini dilakukan karena, `estuary dam` di sungai itu mengalami pendangkalan," kata Direktur PDAM Tirta Mangutama Badung Made Subarga Yasa, di Badung, Rabu.
Ia memastikan, dengan pengerukan itu persediaan air baku dari "estuary dam" dapat lebih maksimal sehingga mampu mensuplai air baku di kawasan Kuta.
Menurut dia, dengan upaya pengerukan itu memiliki potensi air baku estuari yang dihasilkan mencapai 500 liter per detik, dibandingkan sebelumnya yang hanya mampu 425 liter per detik.
"Kami sudah menerima surat dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida yang memastikan pengerukan dilakukan pada 2016. Anggarannya berasal dari APBN," ujarnya.
Ia menututurkan, Kepala Balai Sungai Bali Penida sudah memberikan petunjuk kepada pihak PDAM untuk lokasi pembuangan sedimentasi (lumpur) dari kerukan yang akan dibuang.
"Dalam upaya ini, dalam waktu dekat akan ada rapat koordinasi yang dipimpin penjabat bupati bersama pihak terkait dan juga camat di daerah itu, sehingga ditemukan lokasi pembuangan yang tepat," ujarnya.
Terkait, volume hasil pengerukan, Subarga Yasa menyebut diprediksi akan mengeruk 300.000 meter kubik. "Apabila satu truk dapat mengangkut empat kubik, material hasil kerukan mencapai 75.000 truk," ujarnya.
Dirtek IB Gede Wimbardi menambahkan, untuk kebutuhan air baku di Badung, lanjut dia, menghabiskan 1.500 liter per detik. "Saat ini produksi air baku hanya mencapai 1.200 liter per detik, sehingga sisanya dipasok dari Spam Petanu dan Penet sebesar 250 liter per detik," kata Gede Wimbardi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Hal ini dilakukan karena, `estuary dam` di sungai itu mengalami pendangkalan," kata Direktur PDAM Tirta Mangutama Badung Made Subarga Yasa, di Badung, Rabu.
Ia memastikan, dengan pengerukan itu persediaan air baku dari "estuary dam" dapat lebih maksimal sehingga mampu mensuplai air baku di kawasan Kuta.
Menurut dia, dengan upaya pengerukan itu memiliki potensi air baku estuari yang dihasilkan mencapai 500 liter per detik, dibandingkan sebelumnya yang hanya mampu 425 liter per detik.
"Kami sudah menerima surat dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida yang memastikan pengerukan dilakukan pada 2016. Anggarannya berasal dari APBN," ujarnya.
Ia menututurkan, Kepala Balai Sungai Bali Penida sudah memberikan petunjuk kepada pihak PDAM untuk lokasi pembuangan sedimentasi (lumpur) dari kerukan yang akan dibuang.
"Dalam upaya ini, dalam waktu dekat akan ada rapat koordinasi yang dipimpin penjabat bupati bersama pihak terkait dan juga camat di daerah itu, sehingga ditemukan lokasi pembuangan yang tepat," ujarnya.
Terkait, volume hasil pengerukan, Subarga Yasa menyebut diprediksi akan mengeruk 300.000 meter kubik. "Apabila satu truk dapat mengangkut empat kubik, material hasil kerukan mencapai 75.000 truk," ujarnya.
Dirtek IB Gede Wimbardi menambahkan, untuk kebutuhan air baku di Badung, lanjut dia, menghabiskan 1.500 liter per detik. "Saat ini produksi air baku hanya mencapai 1.200 liter per detik, sehingga sisanya dipasok dari Spam Petanu dan Penet sebesar 250 liter per detik," kata Gede Wimbardi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016