Tabanan (Antara Bali) - Penjabat Bupati Tabanan, Bali, Wayan Sugiada menyerahkan bantuan beras dan cadangan pangan kepada petani yang mengalami gagal panen dan rawan pangan akibat musim kemarau panjang.
Penyerahan bantuan berupa cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan pangan pemerintah (CPP) kepada petani yang mengalami gagal panen tahun 2015 itu dipusatkan di Subak Lanyah Delod Jalan Tanguntiti, Selemadeg Timur, Kamis.
Dalam kesempatan itu diserahkan kepada petani yang berhak menerimanya berupa cadangan beras pemerintah 54,02 ton untuk 9.647 petani yang tersebar di enam kecamatan dan 21 subak.
Sadangkan cadangan pangan pemerintah (CPP) sebanyak 1,617 ton diserahkan kepada 291 jiwa di Desa Gubug dan Desa Sudimara, Kabupaten Tabanan.
Penjabat Bupati Wayan Sugiada mengatakan, bantuan yang diberikan kepada petani itu sebagai salah satu bentuk kepedulian pemerintah untuk membantu meringankan beban petani yang terkena dampak bencana kemarau hingga menyebabkan gagal panen dan rawan pangan.
Perubahan iklim ekstrem terjadi sejak Juli 2015 yakni mengalami musim kering yang bentangnya cukup panjang sampai memasuki bulan Desember 2015.
Kondisi itu berdampak pada penurunan sumber air yang cukup drastis, sehingga mengganggu siklus dan pola tanam petni, khususnya pada pertanian lahan basah (padi) serta terjadi penurunan produksi beras petani.
Situasi tersebut menimbulkan kerawanan pangan bagi masyarakat petani karena gagal panen dan tunda tanam untuk memenuhi kebutuhan beras, sehingga berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran.
"Menurut laporan dari Pekaseh Subak di enam kecamatan ada 17 desa di kabupaten Tabanan dan atas dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, telah ditetapkan sebagai bencana yang harus mendapatkan penanganan," ujar Sugiada.
Ia mengajak masyarakat dan petani agar dengan arif dan bijaksana menghadapi gejala alam, khususnya iklim yang semakin tidak menentu ini.
"Menghadapi gejala alam khususnya iklim yang semakin tidak menentu akhir-akhir ini, mari kita bersama-sama menyikapi dengan arif dan bijaksana", ajaknya dengan cara memelihara sumber air, memperhatikan informasi iklim dan cuaca serta menaati ketentuan pola tanam dan arahan penyuluh pertanian secara cermat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Penyerahan bantuan berupa cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan pangan pemerintah (CPP) kepada petani yang mengalami gagal panen tahun 2015 itu dipusatkan di Subak Lanyah Delod Jalan Tanguntiti, Selemadeg Timur, Kamis.
Dalam kesempatan itu diserahkan kepada petani yang berhak menerimanya berupa cadangan beras pemerintah 54,02 ton untuk 9.647 petani yang tersebar di enam kecamatan dan 21 subak.
Sadangkan cadangan pangan pemerintah (CPP) sebanyak 1,617 ton diserahkan kepada 291 jiwa di Desa Gubug dan Desa Sudimara, Kabupaten Tabanan.
Penjabat Bupati Wayan Sugiada mengatakan, bantuan yang diberikan kepada petani itu sebagai salah satu bentuk kepedulian pemerintah untuk membantu meringankan beban petani yang terkena dampak bencana kemarau hingga menyebabkan gagal panen dan rawan pangan.
Perubahan iklim ekstrem terjadi sejak Juli 2015 yakni mengalami musim kering yang bentangnya cukup panjang sampai memasuki bulan Desember 2015.
Kondisi itu berdampak pada penurunan sumber air yang cukup drastis, sehingga mengganggu siklus dan pola tanam petni, khususnya pada pertanian lahan basah (padi) serta terjadi penurunan produksi beras petani.
Situasi tersebut menimbulkan kerawanan pangan bagi masyarakat petani karena gagal panen dan tunda tanam untuk memenuhi kebutuhan beras, sehingga berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran.
"Menurut laporan dari Pekaseh Subak di enam kecamatan ada 17 desa di kabupaten Tabanan dan atas dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, telah ditetapkan sebagai bencana yang harus mendapatkan penanganan," ujar Sugiada.
Ia mengajak masyarakat dan petani agar dengan arif dan bijaksana menghadapi gejala alam, khususnya iklim yang semakin tidak menentu ini.
"Menghadapi gejala alam khususnya iklim yang semakin tidak menentu akhir-akhir ini, mari kita bersama-sama menyikapi dengan arif dan bijaksana", ajaknya dengan cara memelihara sumber air, memperhatikan informasi iklim dan cuaca serta menaati ketentuan pola tanam dan arahan penyuluh pertanian secara cermat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016