Nusa Penida (Antara Bali) - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, I Nyoman Karyawan mengharapkan agar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat memasukkan kurikulum renang sebagai salah satu bidang studi olahraga bagi anak didik dari seluruh jenjang pendidikan di daerah kepulauan itu.
"Hal itu sangat penting bagi anak-anak dibekali keterampilan berenang, karena Nusa Penida dan dua pulau kecil lainnya dikelilingi oleh lautan," kata Kepala UPT KKP Nusa Penida I Nyoman Karyawan, Kamis.
Ia mengatakan, keterampilan berenang itu sangat penting bagi anak-anak sekolah seluruh jenjang pendidikan mulai sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK).
"Gagasan kami itu muncul setelah dua pemuda tenggelam akibat tidak bisa berenang, padahal Nusa Penida dikelilingi oleh lautan," ujar I Nyoman Karyawan.
Komang Ariana (16) pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Nusa Penida yang mengajak suadaranya I Komang Wendiana (13) asal Kalimantan Selatan menyewa alat snorkeling untuk menikmati panorama alam bawah laut, padahal tidak bisa berenang, Selasa (22/12).
Akibat tidak bisa berenang, keduanya tenggelam dan akhirnya meninggal dalam perjalanan untuk mendapat pertolongan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat.
Hal ini dibenarkan Kanit Bimas Polsek Nusa Penida Iptu I Made Rubuk bahwa kedua korban tidak bisa diselamatkan, karena air laut terlalu banyak masuk ke perut. Petolongan pertama sudah dilakukan, namun kondisi korban tidak sadarkan diri.
Nusa Penida setelah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Perairan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri meningkat pesat.
Oleh sebab itu pengunjung harus mendapat informasi terhadap kawasan laut yang berbahaya serta mendapat pendampingan dalam menikmati panorama alam bawah laut.
Dengan berbagai upaya itu terutama memberikan keterampilan berenang diharapkan mampu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, harap I Nyoman Karyawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Hal itu sangat penting bagi anak-anak dibekali keterampilan berenang, karena Nusa Penida dan dua pulau kecil lainnya dikelilingi oleh lautan," kata Kepala UPT KKP Nusa Penida I Nyoman Karyawan, Kamis.
Ia mengatakan, keterampilan berenang itu sangat penting bagi anak-anak sekolah seluruh jenjang pendidikan mulai sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK).
"Gagasan kami itu muncul setelah dua pemuda tenggelam akibat tidak bisa berenang, padahal Nusa Penida dikelilingi oleh lautan," ujar I Nyoman Karyawan.
Komang Ariana (16) pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Nusa Penida yang mengajak suadaranya I Komang Wendiana (13) asal Kalimantan Selatan menyewa alat snorkeling untuk menikmati panorama alam bawah laut, padahal tidak bisa berenang, Selasa (22/12).
Akibat tidak bisa berenang, keduanya tenggelam dan akhirnya meninggal dalam perjalanan untuk mendapat pertolongan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat.
Hal ini dibenarkan Kanit Bimas Polsek Nusa Penida Iptu I Made Rubuk bahwa kedua korban tidak bisa diselamatkan, karena air laut terlalu banyak masuk ke perut. Petolongan pertama sudah dilakukan, namun kondisi korban tidak sadarkan diri.
Nusa Penida setelah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Perairan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri meningkat pesat.
Oleh sebab itu pengunjung harus mendapat informasi terhadap kawasan laut yang berbahaya serta mendapat pendampingan dalam menikmati panorama alam bawah laut.
Dengan berbagai upaya itu terutama memberikan keterampilan berenang diharapkan mampu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, harap I Nyoman Karyawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015