Jakarta (Antara Bali) - Indonesia secara resmi membuka konsulat kehormatan di Ramallah pada awal 2016 dan akan dipimpin oleh seorang perempuan Palestina.

"Konsul kehormatan kita itu memang warga Palestina, dia akan berkedudukan di Ramallah," ujar Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib di Jakarta, Selasa.

Pembukaan konsulat kehormatan di Ramallah sejauh ini dipandang sebagai upaya maksimal untuk menegaskan keberadaan Indonesia di Palestina.

Hasan juga menjelaskan bahwa konsul perempuan yang belum disebutkan namanya itu tidak akan menangani urusan politik atau proses perdamaian dengan Israel, namun hanya mewakili kepentingan-kepentingan warga negara Indonesia di Ramallah.

Pada Senin (14/12), Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menjelaskan bahwa konsulat kehormatan tersebut bukan hanya untuk meningkatkan representasi Indonesia di Ramallah, namun sebagai upaya Indonesia untuk lebih dekat dengan Palestina.

"Pihak Palestina menyetujui calon konsul kehormatan kita dan saat ini kita sedang dalam tahapan akhir proses administrasi (sebelum resmi dibuka)," tutur Menlu Retno usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Malki.

Menlu Retno menjelaskan bahwa posisi Indonesia tegas mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

Saat menjadi tuan rumah 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), April lalu, Indonesia dan negara peserta konferensi lainnya menghasilkan Deklarasi untuk Palestina.

Dokumen tersebut berisi dukungan terhadap bangsa Palestina untuk memperoleh kemerdekaan sejati.

Dalam forum multilateral, Indonesia termasuk negara yang menyatakan dukungan penuh terhadap Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 67/19 pada 29 November 2012 mengenai masuknya Palestina sebagai negara non-anggota PBB.

Indonesia juga mendukung pengibaran bendera Palestina sebagai negara pengamat di Markas Besar PBB pada 30 September 2015. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Yashinta Difa P.

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015