Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia mengelar "Edukasi Layanan Keuangan Digital" bertujuan untuk memperluas akses keuangan dan meningkatkan penggunaan layanan keuangan secara digital.

Penjabat Wali Kota Denpasar Anak Agung Gede Geriya yang hadir dalam acara tersebut di Denpasar, Selasa mengatakan layanan keuangan digital adalah jasa sistem pembayaran atau keuangan terbatas dilakukan tidak melalui kantor, namun dengan menggunakan sarana teknologi, antara lain "mobile based maupun web based" dan jasa pihak ketiga (agen).

Ia mengatakan target layanan keuangan tersebut adalah masyarakat "unbanked dan underbanked". Layanan keuangan digital adalah layanan keuangan non tunai yang merupakan salah satu upaya untuk membuat sistem keuangan menjadi lebih inklusif. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat kepada layanan jasa keuangan.

"Perbankan berperan besar dalam pembangunan ekonomi, serta untuk menjadikan motor penggerak kegiatan keuangan inklusif mengingat perbankan Indonesia memiliki kegiatan keuangan sampai dengan 80 persen," ujarnya.

Untuk meningkatkan keuangan inklusif di Indonesia telah disusun suatu straregi nasional bersama antara BI, Tim Nasional Percepatan Penggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Kementerian Keuangan yang disebut dengan "Strategi Nasional keuangan Inklusif" yang dijabarkan dalam enam pilar, yaitu edukasi keuangan, fasilitas keuangan publik, pemetaan informasi keuangan, kebijakan peraturan pendukung, fasilitas intermediasi dan distribusi serta perlindungan konsumen.

Agung Geriya meminta perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali maupun BRI untuk dapat memberikan informasi yang jelas kepada warga masyarakat terkait dengan edukasi layanan keuangan digital ini.

"Bagi para peserta, terutama kepada kepala desa dan lurah, saya minta untuk mampu dan mau meneruskan informasi ini kepada masyarakat, sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati mengatakan edukasi layanan keuangan digital dilaksanakan sebagi wujud edukasi kepada masyarakat layanan keuangan yang mudah, murah, aman dan sesuai bagi masyarakat "unbanked". Serta untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat agar mampu hidup lebih sejahtera dan keluar dari garis kemiskinan.

Ia mengatakan dalam lima tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran enam persen. Berdasarkan hasil penelitihan World Bank dikutip dari Global Financial Indek tahun 2015 presentase penduduk Indonesia yang memiliki rekening hanya 36,1 persen.

Untuk jumlah bank yang ada Provinsi Bali sampai September 2015 terdapat jaringan kantor bank umum sebanyak 86 KCU, 360 KCP, 128 kantor unit serta 127 kantor kas.

Sedangkan untuk jaringan ATM sampai dengan September 2015 terdapat 2.737 jaringan ATM. Terutama di daerah pinggiran seperti daerah Kabupaten Bangli dan Jembrana hanya tersedia satu hingga dua unit ATM.

"Untuk mendukung pengembangan pelayanan inklusif, Bang Indonesia mendorong perbankan khususnya BRI dan Mandiri untuk mengaktifkan BRI Link dan mempromosikan diri supaya masyarakat percaya dan mau menggunakan jasa layanan mereka," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015