Denpasar (Antara Bali) - Pengurus Bimbingan Rohani Hindu Garuda Indonesia Group melakukan persembahyangan bersama dan ritual "mejaya-jaya" atau pengukuhan secara spiritual di Pura Agung Jagat Natha, Kota Denpasar.

"Kami melakukan persembahyangan bersama di Pura Agung Jagat Natha Denpasar dalam upaya memohon dan berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan) agar kami diberikan keselamatan lahir batin menjalankan tugas di perusahaan," kata Ketua Pengurus Bimbingan Rohani (Binroh) Hindu Garuda Indonesia Group, I Wayan Susena di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan anggota dari Binroh Hindu adalah semua karyawan di PT Garuda Indonesia maupun karyawan anak perusahaan maskapai penerbangan tersebut.

"Saat ini anggota sudah mencapai lebih dari 1.500 orang yang tersebar di berbagai devisi, baik di PT Garuda Indonesia maupun anak perusahaan BUMN itu, seperti Aero Wisata, GMF dan lainnya," kata Susena didampingi Pelindung Binroh Hindu Garuda Indonesia, Gusti Ngurah Ari Askara.

Susena lebih lanjut mengatakan kegiatan sembahyang bersama ini baru dilakukan pertama kali, dan acara tersebut menjadi momentum untuk kegiatan ke depannya, yakni pertemuan secara rutin dan rencana Dharma Santi Nyepi.

"Selain sembahyang bersama di Pura Agung Jagat Natha, kami juga mengadakan `Dharma Wacana` atau siraman rohani dari rohaniawan Hindu, yakni Ida Pedanda Made Gunung," ujarnya.

Dikatakan dengan dapatnya berkumpul dan melakukan sembahyang bersama, akan mendapatkan energi positif dalam meningkatkan kinerja di perusahaan.

"Kami berharap keanggotaan Binroh Hindu ini akan terus dapat menjalin kebersamaan dan silaturahmi antar-umat beragama di lingkungan perusahaan," ucapnya.

Pada acara "Dharma Wacana" tersebut mengetengahkan tema "Profesionalisme dan Integritas sebagai Aktualisasi Sradha". Tujuan kegiatan siraman rohani tersebut adalah agar menambah keyakinan terhadap kebesaran Tuhan (Sradha).

Sementara Ida Pedanda Made Gunung dalam pemaparan "Dharma Wacana" menyatakan jika karyawannya mencapai keharmonisan secara lahir batin pada perusahaan, maka keyakinan untuk bekerja menjalankan tugas penuh tanggung jawab dan dedikasi pasti terus meningkat.

"Dalam filosofi Hindu, bahwa burung Garuda adalah kendaraan para dewa. Begitu juga dalam epos Ramayana, seekor burung Garuda yang memantau Dewi Sita ketika diculik Rahwana untuk diajak ke Alengka Pura. Burung tersebut dengan sigap menghalangi perjalanan Rahwana, walau dalam peperangan dengan Rahwana si burung Garuda ditebas sayapnya. Namun kesetiaan mereka untuk memberi informasi kepada Sang Rama menjadi tuntunan siapa yang sebenarnya melarikan Sita," katanya.

Menurut Pedanda Gunung, bahwa burung Garuda dalam filosofi adalah burung yang kuat dan perkasa. Karena itu perusahaan penerbangan Indonesia sangat tepat memilih nama penerbangan, yakni Garuda.

"Garuda memiliki filosofi yang luar biasa mengenai ketangguhan, termasuk kesetiaannya. Karena itu saya yakin perusahaan PT Garuda Indonesia ini akan terus maju menjadi jembatan penghubung antarpulau dan dunia," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015