Denpasar (Antara Bali) - Pelajar dari seluruh jenjang pendidikan di Bali mulai sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) hingga perguruan tinggi mengikuti perayaan Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan, Sabtu.

Para pelajar dari seluruh jenjang pendidikan itu mengenakan busana adat nominasi warna putih, melakukan persembahyangan di tempat suci (Pura) sekolah masing-masing.

Pada hari lahirnya ilmu pengetahuan itu para siswa tidak mengikuti proses belajar mengajar seperti hari-hari biasa, karena setelah melakukan persembahyangan bersama itu para siswa dizinkan pulang ke rumah mereka masing-masing.

Namun sejumlah siswa SMP, SMA dan sekolah menengah kejuruan (SMK) seusai mengikuti kegiatan ritual di sekolahnya, kembali melakukan persembahyangan yang sama di Pura Agung Jagatnata, jantung kota Denpasar.

Mereka berbaur dengan umat Hindu mengikuti persembahyangan di Pura Agung Jagatnata secara khidmat dan khusuk. Persembahyangan tersebut diiringi pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu (Kekidung) serta alunan instrumen gamelan, salah satu jenis kesenian tradisional Bali.

Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Dr. Ketut Sumadi mengatakan, umat Hindu pada Hari Raya Saraswati melakukan pemujaan terhadap Dewi Saraswati, Dewa ilmu pengetahuan, nanifestasi Tuhan Yang Maha Esa.

Dewi Saraswati yang dipuja pada hari istimewa yang jatuh setiap Hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung atau setiap 210 hari sekali itu merupakan lambang ilmu pengetahuan yang diibarat seorang wanita cantik berwibawa yang penuh arti simpati.

Dewi Saraswati memiliki empat tangan masing-masing memegang keropak yang melambangkan usaha mendalami ilmu pengetahuan, bunga teratai (lambang kesucian), genitri (belajar seumur hidup) serta alat musik (ilmu pengetahuan yang indah dan berirama).

Ilmu pengetahuan itu menurut Ketut Sumadi diibaratkan sebagai air jernih yang terus mengalir tidak terbendung. Jika ada orang setelah belajar menjadi merasa pintar, dan berhenti belajar, padahal masih banyak yang harus dipelajari dan menyerahkan ilmu yang dimiliki kepada Dewi Saraswati agar pemiliknya menjadi penuh wibawa, jauh dari keegoisan dan kesombongan, ujar Ketut Sumadi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015