Kediri (Antara Bali) - Ribuan penari ikut memeriahkan pembukaan festival
budaya dan produk unggulan UMKM Kediri yang dikemas dalam "Kediri Expo
dan Festival Batik-Tenun 2015" di Stadion Brawijaya, Kediri, di Stadion
Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, yaitu tari 1.000 topeng panji serta tari
yang menceritakan Dewi Sekartaji.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Jumat (27/11) malam mengemukakan tarian ini sengaja diusung utuk memeriahkan sebab pemkot ini melestarikan kesenian daerah. Tarian ini mempunyai latar belakang kisah serta dipercaya asli dari Kediri, yaitu mengisahkan tentang Panji.
"Tarian ini memiliki budaya sejarah dan kisahnya asli dari Kediri, sehingga ini memang tarian khas Kediri," katanya kepada wartawan setelah pembukaan di Stadion Brawiajaya, Kediri.
Ia sangat bangga tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional di Kediri yang dilestarikan. Bahkan, tarian ini diperagakan baik anak-anak sekolah maupun para guru yang ada di Kediri. Dengan itu, diharapkan ada regenerasi, sehingga tidak akan hilang.
"Ini mulai ditinggakan dan untuk itu kami selenggarakan tarian ini. Tari ini untuk mengetahui cerita Panji," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, Jawa Timur, Nur Muhyar, mengemukakan cerita Panji sudah melegenda bukan hanya Nusantara tapi juga internasional.
Ia mengatkan, Panji itu cerita asli Kediri, dimana dulunya Panji adalah cucu dari Raja Erlangga yang jatuh cinta pada Dewi Sekartaji. Cerita ini melegenda sebab, keduanya masih kerabat. Selain itu, mereka juga masih kerabat dekat dengan Dewi Kilisuci yang sebelumnya sudah terkenal.
"Kisah asmara ini berkembang menjadi beragam kesenian misalnya jaranan dan lain-lain. Untuk itu, kami angkat menjadi kebudayaan, karena kami merasa bangga," katanya.
Nur mengatakan, untuk tari topeng memang diikuti murid maupun guru di Kota Kediri. Mereka pun hanya latihan singkat, sekitar empat kali latihan dan langsung pentas. Mereka sebelumnya dilatih oleh 10 orang pengarah tari.
"Kami didukung dua kelompok sanggar dan sekolah, serta melibatkan 10 orang koreografer agar gerakannya sama. Kami bangga karena acara ini berjalan lancar," ujar Nur.
Acara festival itu selain dimeriahkan dengan beragam tarian tradisional, juga dihadiri sejumlah artis lokal dan ibukota. Selain itu, sejumlah acara juga digelar guna menyemarakkan acara itu, yaitu lomba peragaan busana batik-tenun yang diikuti para pelajar ataupun umum serta "kediri night ride" atau bersepeda malam.
Selain itu, dalam acara itu juga dimeriahkan dengan berbagai pameran baik baik kain tenun ataupun batik, produk UMKM, serta berbagai inovasi penemuan dari beragam sekolah ataupun instansi. Acara itu rencananya berlangsung tiga hari, mulai 27-29 November 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Jumat (27/11) malam mengemukakan tarian ini sengaja diusung utuk memeriahkan sebab pemkot ini melestarikan kesenian daerah. Tarian ini mempunyai latar belakang kisah serta dipercaya asli dari Kediri, yaitu mengisahkan tentang Panji.
"Tarian ini memiliki budaya sejarah dan kisahnya asli dari Kediri, sehingga ini memang tarian khas Kediri," katanya kepada wartawan setelah pembukaan di Stadion Brawiajaya, Kediri.
Ia sangat bangga tarian ini menjadi salah satu tarian tradisional di Kediri yang dilestarikan. Bahkan, tarian ini diperagakan baik anak-anak sekolah maupun para guru yang ada di Kediri. Dengan itu, diharapkan ada regenerasi, sehingga tidak akan hilang.
"Ini mulai ditinggakan dan untuk itu kami selenggarakan tarian ini. Tari ini untuk mengetahui cerita Panji," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, Jawa Timur, Nur Muhyar, mengemukakan cerita Panji sudah melegenda bukan hanya Nusantara tapi juga internasional.
Ia mengatkan, Panji itu cerita asli Kediri, dimana dulunya Panji adalah cucu dari Raja Erlangga yang jatuh cinta pada Dewi Sekartaji. Cerita ini melegenda sebab, keduanya masih kerabat. Selain itu, mereka juga masih kerabat dekat dengan Dewi Kilisuci yang sebelumnya sudah terkenal.
"Kisah asmara ini berkembang menjadi beragam kesenian misalnya jaranan dan lain-lain. Untuk itu, kami angkat menjadi kebudayaan, karena kami merasa bangga," katanya.
Nur mengatakan, untuk tari topeng memang diikuti murid maupun guru di Kota Kediri. Mereka pun hanya latihan singkat, sekitar empat kali latihan dan langsung pentas. Mereka sebelumnya dilatih oleh 10 orang pengarah tari.
"Kami didukung dua kelompok sanggar dan sekolah, serta melibatkan 10 orang koreografer agar gerakannya sama. Kami bangga karena acara ini berjalan lancar," ujar Nur.
Acara festival itu selain dimeriahkan dengan beragam tarian tradisional, juga dihadiri sejumlah artis lokal dan ibukota. Selain itu, sejumlah acara juga digelar guna menyemarakkan acara itu, yaitu lomba peragaan busana batik-tenun yang diikuti para pelajar ataupun umum serta "kediri night ride" atau bersepeda malam.
Selain itu, dalam acara itu juga dimeriahkan dengan berbagai pameran baik baik kain tenun ataupun batik, produk UMKM, serta berbagai inovasi penemuan dari beragam sekolah ataupun instansi. Acara itu rencananya berlangsung tiga hari, mulai 27-29 November 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015