Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta warga Pasek yang merupakan klan dengan anggota terbanyak di Pulau Dewata agar memiliki semangat untuk terus maju.

"Warga Pasek punya potensi jika dilihat dari jumlah warga Pasek yang merupakan mayoritas masyarakat Bali. Meskipun mayoritas, namun hampir 75 persen kondisi warga Pasek masuk ke dalam kategori tidak mampu," kata Pastika saat menghadiri upacara (ritual) Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Tawur Agung Balik Sumpah, Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Agung Pasek Sumertha di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, hal tersebut seharusnya menggugah rasa prihatin masing-masing warga, sehingga timbul keinginan untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dengan demikian bisa mengangkat kebanggaan warga Pasek pada khususnya dan warga Bali pada umumnya.

"Mari kita tingkatkan kualitas diri agar bisa maju, saya yakin bisa karena warga Pasek punya potensi. Kita tidak kalah cerdas, kita tidak kalah berani, kita tidak kalah gagah, mari kita berusaha sebaik-baiknya. Jika kita bisa mengangkat keluarga Pasek, maka Bali secara keseluruhan juga akan terangkat," ucapnya.

Di samping untuk mengangkat taraf hidup, peningkatan kualitas diri menurut Pastika juga merupakan sebagai perwujudan rasa bhakti kepada leluhur.

"Jika kita bhakti kepada leluhur, harus bisa meningkatkan dan menunjukkan kualitas diri. Mari kita buat leluhur kita bangga dan kebanggaan itu harus ditunjukkan dengan kualitas sumber daya manusia yang setidak-tidaknya setara, atau melebihi dari pada yang lain," katanya.

Pastika yang didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Ketut Teneng juga menyampaikan bahwa upacara yang dilaksanakan sebagai momentum yang baik untuk menyadari hal tersebut dan sebagai perwujudan rasa bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan).

"Namun upacara yang dilaksanakan hendaknya tidak berhenti sampai di situ saja, karena upacara yang baik yakni upacara yang dilanjutkan secara berkesinambungan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Karya, Jro Mangku Gede Susila dalam laporannya menyampaikan bahwa pada Minggu Kliwon Watugunung (22/11) merupakan jatuhnya puncak karya, diantaranya dilaksanakan rangkaian Upacara Tawur Agung Walik Sumpah dan Mepada Wewalungan.

Upacara atau ritual akan dipimpin oleh lima pandita (pendeta Hindu) sekaligus yakni IPM Nabe Dhaksa Merta Yoga, IPM Nabe Dharmika Tanaya, IPM Nabe Jaya Putra Pemuteran, IPM Dukuh Celagi, dan IPM Dukuh Acarya Daksa.

Ia mengaku menyiapkan dana sekitar Rp550 juta untuk upacara tersebut, yang berasal dari penggalian dana berupa kupon bazar.

Namun sampai saat ini dana tersebut masih utuh dalam bentuk tabungan, belum digunakan sepeser pun. Hal tersebut menurutnya karena besarnya animo warganya untuk medana punia, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk sementara sepenuhnya berasal dari punia baik dalam bentuk barang maupun uang.

Ia juga menjelaskan sebelum upacara tersebut dilaksanakan, telah dilaksanakan pemugaran beberapa bangunan pura yang menghabiskan dana sebesar Rp1,8 miliar.

Untuk meningkatkan ikatan warga pura beberapa kegiatan organisasi menurutnya telah dibentuk, diantaranya organisasi Paibon, organisasi pengempon, organisasi pemaksaan, serta peguyuban pemangku yang saat ini sudah berjumlah 120 orang.

Satu harapan yang menurutnya belum bisa diwujudkan yakni pengelolaan perpustakaan yang khusus berisi ajaran-ajaran Hindu, untuk itu ia sangat berharap Pemprov Bali bisa menggelontorkan bantuan buku-buku tentang ajaran Hindu.

Dalam kesempatan tersebut turut dihadiri oleh Anggota DPD RI, Dirjen Bimas Hindu Budha, Perwakilan PHDI Provinsi, Ketua PHDI Kota Denpasar, Dirjen Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Pusat, serta Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali, juga dilaksanakan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015