Denpasar (Antara Bali) - Media fotografi akan memudahkan masyarakat menginformasikan potensi yang dimiliki, karena dengan foto itu bisa dilakukan promosi, seperti potensi desa wisata yang ada di Bali.
"Dengan media foto tersebut akan mampu menceritakan kisah mereka, masyarakat akan menjadi lebih mudah dalam mencari solusi dan berpartisipasi langsung dalam proses pembangunan," kata Direktur Eksekutif Lensa Masyarakat Nusantara (LMN) S.A. Sri Saraswati pada acara peluncuran "LMN Penyebar Aspirasi Masyarakat melalui Fotografi" di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan LMN bertujuan agar aspirasi penduduk lokal dari tiap daerah dalam proses pembangunan bisa lebih terdengar ke masyarakat, pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"LMN merupakan hasil transisi dari Photovoices International yang didirikan oleh Ann Norton dan sudah berada di Indonesia sejak 2006," ujarnya.
Ia mengatakan program telah mencakup komunitas lokal di Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat serta Nusa Tenggara Timur.
Sementara, Ann Norton seorang pendiri Photovoices International mengatakan bahwa ia sangat senang metode ini dilanjutkan di Indonesia.
"Saya percaya melalui fotografi masyarakat lokal akan dapat mengartikulasikan isu-isu mereka dengan lebih baik, sehingga pembangunan pun akan menjangkau mereka dengan lebih tepat sasaran," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dengan media foto tersebut akan mampu menceritakan kisah mereka, masyarakat akan menjadi lebih mudah dalam mencari solusi dan berpartisipasi langsung dalam proses pembangunan," kata Direktur Eksekutif Lensa Masyarakat Nusantara (LMN) S.A. Sri Saraswati pada acara peluncuran "LMN Penyebar Aspirasi Masyarakat melalui Fotografi" di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan LMN bertujuan agar aspirasi penduduk lokal dari tiap daerah dalam proses pembangunan bisa lebih terdengar ke masyarakat, pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"LMN merupakan hasil transisi dari Photovoices International yang didirikan oleh Ann Norton dan sudah berada di Indonesia sejak 2006," ujarnya.
Ia mengatakan program telah mencakup komunitas lokal di Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat serta Nusa Tenggara Timur.
Sementara, Ann Norton seorang pendiri Photovoices International mengatakan bahwa ia sangat senang metode ini dilanjutkan di Indonesia.
"Saya percaya melalui fotografi masyarakat lokal akan dapat mengartikulasikan isu-isu mereka dengan lebih baik, sehingga pembangunan pun akan menjangkau mereka dengan lebih tepat sasaran," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015