Denpasar (Antara Bali) - Pembayaran melalui metode non-tunai atau uang elektronik di Tol Bali Mandara masih rendah yakni baru empat persen dari rata-rata lalu lintas kendaraan mencapai 43 ribu per hari.

"Pembayaran dengan non-tunai masih rendah yakni baru empat persen. Sebagian besar pengguna merupakan pengendara mobil," kata Direktur Keuangan PT Jasamarga Bali Tol, Ronny Haryanto di Denpasar, Jumat.

Saat ini sudah ada tiga bank yang melayani pembayarann dengan uang elektronik yakni Bank Mandiri dengan "e-money", BNI dengan `tap cash` dan `flash` dari BCA.

Di tiga gerbang masuk menuju tol yakni di Benoa, Ngurah Rai dan Nusa Dua juga telah dilengkapi loket pembayaran otomatis pembayaran non-tunai serta setiap loket, pengendara juga bisa membayar non-tunai yang dilayani oleh petugas loket.

Ia mengharapkan penggunaan uang elektronik juga disosialisasikan oleh perbankan karena penggunaan non-tunai dinilai lebih mudah, efektif dan efisien.

Pembuatan laporan juga cenderung lebih cepat dan mudah karena baik petugas dan pihak perbankan tidak perlu melakukan penghitungan uang secara manual karena sudah tercatat secara elektronik.

Tol Bali Mandara saat ini merupakan jalan bebas hambatan pertama di Indonesia yang dibangun di atas laut dan dikerjakan oleh anak negeri.

Tol sepanjang 12,5 kilometer di tiga ruas Benoa-Ngurah Rai dan Nusa Dua itu dibangun mulai April 2012 dan selesai hanya dalam waktu 14 bulan pada Juni 2013 dengan menelan dana sebesar Rp2,5 triliun.

Nilai investasi itu didanai sebesar 30 persen oleh pemegang saham dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung serta pinjaman bank sindikasi dari Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, BTN dan BPD Bali sebesar 70 persen atau sekitar Rp1,7 triliun. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015