Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menanam bibit pohon mangrove di perairan Desa Serangan, Denpasar, bersama dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan setempat sebagai bentuk kepedulian lingkungan pesisir.
"Dengan menanam pohon ini sirkulasi udara menjadi bagus, kaya oksigen dan sehat," katanya ditemui usai menanam bibit pohon mangrove di kawasan perairan Desa Serangan, Minggu.
Sedikitnya 500 bibit mangrove ditanam oleh orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Bali itu bersama dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan.
Mantan Kepala Polda Bali itu menyatakan bahwa menanam pohon merupakan salah satu bentuk umat manusia dalam membayar utang kepada Tuhan, salah satu bentuk keyakinan umat Hindu yang disebut "Tri Rna".
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat untuk memahami kewajiban dalam memelihara anugerah yang diberikan oleh Tuhan salah satunya menjaga lingkungan.
Pastika juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan khususnya di sungai karena sampah berupa plastik banyak mengendap di lumpur kawasan mangrove Desa Serangan.
Akibatnya banyak bibit mangrove yang sebelumnya ditanam di kawasan itu mati karena terhalang oleh banyaknya sampah plastik.
"Tidak gampang menanam mangrove karena banyak sampah masuk, plastik banyak di lumpur karena kita jorok di sana (hulu sungai), sungai banyak plastik. Sehingga dia (bibit mangrove) tidak dapat udara dan tidak bisa tumbuh," ucapnya seraya menambahkan bahwa kegiatan menanam mangrove akan digelar secara berkelanjutan.
Penanaman bibit mangrove tersebut juga dirangkaikan dengan hari jadi organisasi kemasyarakat Forum Bali Mandara (Forbara) keenam bersama dengan tujuh ormas lain di antaranya dari Nusa Penida, Forum Putra Putri Purnawirawan dan sejumlah yayasan.
"Kami selenggarakan beberapa kegiatan salah satunya menanam bibit mangrove karena kepedulian terhadap lingkungan," ucap Ketua Umum Forbara, Putu Arsana Armaja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dengan menanam pohon ini sirkulasi udara menjadi bagus, kaya oksigen dan sehat," katanya ditemui usai menanam bibit pohon mangrove di kawasan perairan Desa Serangan, Minggu.
Sedikitnya 500 bibit mangrove ditanam oleh orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Bali itu bersama dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan.
Mantan Kepala Polda Bali itu menyatakan bahwa menanam pohon merupakan salah satu bentuk umat manusia dalam membayar utang kepada Tuhan, salah satu bentuk keyakinan umat Hindu yang disebut "Tri Rna".
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat untuk memahami kewajiban dalam memelihara anugerah yang diberikan oleh Tuhan salah satunya menjaga lingkungan.
Pastika juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan khususnya di sungai karena sampah berupa plastik banyak mengendap di lumpur kawasan mangrove Desa Serangan.
Akibatnya banyak bibit mangrove yang sebelumnya ditanam di kawasan itu mati karena terhalang oleh banyaknya sampah plastik.
"Tidak gampang menanam mangrove karena banyak sampah masuk, plastik banyak di lumpur karena kita jorok di sana (hulu sungai), sungai banyak plastik. Sehingga dia (bibit mangrove) tidak dapat udara dan tidak bisa tumbuh," ucapnya seraya menambahkan bahwa kegiatan menanam mangrove akan digelar secara berkelanjutan.
Penanaman bibit mangrove tersebut juga dirangkaikan dengan hari jadi organisasi kemasyarakat Forum Bali Mandara (Forbara) keenam bersama dengan tujuh ormas lain di antaranya dari Nusa Penida, Forum Putra Putri Purnawirawan dan sejumlah yayasan.
"Kami selenggarakan beberapa kegiatan salah satunya menanam bibit mangrove karena kepedulian terhadap lingkungan," ucap Ketua Umum Forbara, Putu Arsana Armaja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015