Singaraja (Antara Bali) - Kabupaten Buleleng, Bali segera mengusulkan garam palungan Tejakula sebagai salah satu warisan dunia mengingat proses pembuatan garam tersebut hanya ada di daerah itu.

"Proses pembuatan garamnya masih tradisional dan hampir tidak pernah ditemukan di daerah lain di Indonesia," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Buleleng, I Nyoman Sutrisna di Singaraja, Sabtu.

Ia menuturkan, proses pembuatan garam tersebut memang berbeda dibandingkan cara pembuatan garam pada umumnya. "Pembuatan biasanya menggunakan pasir kalau di Tejakula memakai tanah sebagai campuran air laut," katanya.

Sutrisna menyebut, pihaknya telah berupaya mempertahankan teknik pembuatan garam palungan, bahkan, teknik tersebut telah dikembangkan dengam pembuatan garam piramida.

"Jika di tempat-tempat lain sudah tidak ada, kalau di Buleleng kita pertahankan dan dimodifikasi dengan menerapkan konsep garam piramida dengan rumah kaca," tandasnya.

Sutrisna menjelaskan, pihaknya akan melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai rencana tersebut dan direncanakan digelar pada Senin (12/10) mendatang.

"Pada pertemuan itu akan didiskusikan teknis pembahasan penyusunan dokumen perencanaan pemberdayaan garam dengan sistem palungan," katanya.

Ia menuturkan, wacana menjadikan garam palungan Tejakula menjadi warisan dunia muncul ketika Diskanla Buleleng mendapat undangan dari Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI bersama United Nasions Food and Agriculture Organizations (UN-FAO) di Bogor enam bulan lalu.

Manurut dia, ketika itu, yang menjadi sorotan FAO yakni presentasi tentang garam palungan di Tejakula sebagai warisan dunia yang akan dipertahankan karena tidak ada di tempat lain ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015