Denpasar (Antara Bali)- Tahun ini menandai genap 66 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT), selama 66 tahun ini, Tiongkok menempuh perjalanan perkembangan yang luar biasa sehingga kekuatan nasional mewujudkan lompatan bersejarah dan penampilan negara mengalami perubahan besar.    

Pernyataan itu dikemukakan Konjen RRT di Denpasar  Hu Yinquan pada HUT Republik  Rakyat  Tiongkok (RRT) ke-66, di Westin Hotel Nusadua Bali, Selasa malam, dihadiri Asisten III Sekda Provinsi Bali, Bapak Gusti Ngurah Alit, tokoh masyarakat Tiongkok dan para wakil perusahaan Tiongkok, para guru bahasa mandarin serta para undangan yang lainnya.

Menurut Konjen, dewasa ini Tiongkok menjadi negara ekonomi terbesar kedua di dunia, negara perdagangan komoditas terbesar di dunia, negara yang memiliki cadangan devisa terbesar sekaligus negara penanaman modal di luar negeri terbesar ketiga di dunia. Selain itu, Tiongkok merupakan mitra perdagangan terbesar bagi hampir 130 negara.

Pada tahun lalu, produk nasional bruto Tiongkok melebihi 10 triliun dolar AS, PNB per kapita juga ditingkatkan sampai 7500 dolar AS dari di bawah 100 dolar AS pada masa awal berdirinya RRT. Sekarang ini pemulihan ekonomi dunia tengah mengalami kekurangan dinamika, banyak lembaga internasional menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global. Dalam keadaan seperti ini, laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada paro pertama tahun ini tetap mencapai 7 Persen. Hasil ini sungguh tidak mudah tercapai.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, tercatat ada indeks ekonomi pernah mengalami penurunan atau fluktuasi, dan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat dibandingkan dengan sebelumnya, sehingga muncul segelintir orang dan media dari negara-negara barat berpandangan bahwa ekonomi Tiongkok akan melemah.

Sebenarnya, laju pertumbuhan ekonomi sekarang melambat akibat Tiongkok sedang dalam tahap perubahan mode perkembangan, penyesuaian struktur ekonomi dan penyerapan kebijakan perangsang yang dilakukan sebelumnya.

Melalui eksplorasi dan praktek selama 30 tahun sejak kebijakan reformasi dan pintu terbuka, laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Perekonomian Tiongkok tetap mempunyai potensi besar sehingga tetap bisa mempertahankan laju pertumbuhan yang lumayan tinggi. Memandang ke depan, Tiongkok akan teguh menjalankan kebijakan nasional pintu terbuka, menerapkan strategi keterbukaan yang lebih aktif, dengan teguh meningkatkan taraf keterbukaan perekonomian, menarik investasi dan teknologi asing, tak tergoyahkan menyempurnakan sistem dan mekanisme keterbukaan, memperdalam reformasi dengan memperluas keterbukaan, sedangkan memperluas keterbukaan melalui memperdalam reformasi.

Memberi dorongan baru, menambah vitalitas baru dan memperluas ruangan baru untuk pembangunan ekonomi. Bangsa Tionghoa mempunyai peradaban cemerlang yang bersejarah lebih dari 5000 tahun, pasti juga akan menciptakan masa depan yang lebih cerah.

Bapak-bapak, ibu-ibu dan teman-teman:
Perkembangan sebuah negara tak lepas dari lingkungan domestik yang stabil dan harmonis, serta lingkungan internasional yang koperasi dan damai. Tiongkok dan dunia semakin bergantung satu dengan yang lain. Perkembangan Tiongkok tak lepas dari perkembangan dunia, kestabilan dan kemakmuran dunia juga tak lepas dari usaha Tiongkok. Pemerintah Tiongkok selalu mengambil jalan perkembangan secara damai, selalu mempertahankan kerukunan dan kedamaian dengan negara2 tetangga, dan secara aktif mengembangkan hubungan persabahatan dengan Indonesia dan negara-negara lain di sekitarnya, membuka kerjasama di kawasan ini untuk menghasilkan lingkungan regional yang damai, adil, sama derajat dan saling menguntungkan.

Tahun ini juga menandai ulang tahun ke-70 kemenangan Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang oleh Rakyat Tiongkok sekaligus Perang Perlawanan Fasis se-Dunia. Pada bulan September Tiongkok mengadakan kegiatan peringatan yang megah dengan tujuan mengingat sejarah, mengenang martir revolusi, menghargai perdamaian dan berorientasi ke masa depan. Kata perdamaian disebutkan 18 kali dalam sambutannya oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, dengan khidmat beliau mengumumkan bahwa Tiongkok akan mengurangi jumlah tentara sebanyak 300 ribu, hal ini memperlihatkan tekad dan kepercayaan rakyat Tiongkok untuk menjaga perdamaian, dan perlucutan senjata tersebut telah disambut dengan baik oleh masyarakat internasional. Tiongkok akan terus berupaya demi perkembangan bersama dengan berbagai negara, dengan serius menjalankan kewajiban internasional yang diberikan oleh zaman, dengan tegas mengambil jalan perkembangan secara damai, dengan aktif dan atas prinsip “kerukunan, kejujuran, saling menguntungkan, dan toleransi” meningkatkan kerjasama persahabatan dengan Indonesia dan nagara-negara lain di sekitarnya sehingga memberikan kontribusi lebih besar demi usaha perdamaian manusia.  

Tahun ini menandai ulang tahun ke-65 terjalinnya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia, genap 10 tahun pembentukan hubungan kemitraan strategis antara kedua negara, sekaligus genap 60 tahun Konferensi Asia-Afrika. Tiongkok dan Indonesia adalah tetangga yang baik, hubungan persahabatan kedua negara sudah bersejarah panjang. Dalam sejarah hubungan kedua negara pernah mengalami naik turun, tetapi atas upaya kedua belah pihak, hubungan bilateral terus berkembang.

Dalam dua tahun terakhir ini, hubungan kedua negara telah memasuki zaman yang baru, yaitu membangun hubungan kemitraan strategis secara keseluruhan. Kerjasama yang memuaskan telah dilakukan dalam bidang ekonomi, energi, iptek, kebudayaan, pembangunan infrastruktur, pencegahan bencana alam, dll. Kunjungan timbal balik antara pimpinan tingkat tinggi kedua negara semakin kerap diadakan, pertukaran antara pemerintah daerah maupun di kalangan rakyat pun semakin meningkat. Boleh dikatakan hubungan Tiongkok dan Indonesia sedang berada pada masa emas dalam sejarah. Konsep Tiongkok tentang Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21 yang dikemukakan Tiongkok sangat cocok dan selaras dengan gagasan Indonesia yang ingin membangun Poros Maritim Dunia. Kedua negara dapat saling melengkapi dalam perkembangan dan mempunyai potensi besar dan ruangan luas untuk mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan.

Sejak peresmian pada Desember lalu, Konsulat Jenderal RRT di Denpasar dengan aktif mendorong pertukaran dan kerjasama persahabatan dalam berbagai bidang antara ketiga provinsi di wilayah konsuler kami dan provinsi-provinsi di Tiongkok. Selama tahun ini, beberapa delegasi tingkat tinggi termasuk delegasi Wakil Perdana Menteri Tiongkok Ibu Liu Yandong telah mengunjungi Pulau Bali, Gubernur Provinsi Bali, Gubernur Provinsi NTB, dan Delegasi Media telah berturut-turut mengunjungi Tiongkok. Pertukaran dan kerjasama persahabatan juga telah diperkuat antara Provinsi Bali dengan sister-provincenya Provinsi Yunnan dan Hainan, demikian juga antara Provinsi NTB dengan Provinsi Zhejiang. Konferensi Pengusaha Tionghoa se-Dunia ke-13 yang baru saja diadakan di Pulau Bali berakhir dengan sukses.

Konsulat Jenderal RRT di Denpasar akan berusaha sekuat tenaga mendukung dan mendorong pertukaran dan kerjasama dalam segala bidang antara kedua negara, dan memberi pelayanan baik dengan sepenuh hati. Dengan kesempatan ini, khususnya saya ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada teman-teman yang selama ini selalu memberi bantuan dan dukungan kepada kami. Saya yakin bahwa dengan kerjasama yang erat serta upaya yang tak henti-hentinya dari pemerintah dan rakyat kedua negara, persahabatan Tiongkok dan Indonesia pasti akan bertambah kuat dan berkembang lanjut, kerjasama persahabatan bilateral pasti akan terus-menerus melangkah ke tahap yang baru dan tingkat yang lebih tinggi.

Akhir kata, dari lubuk hati saya berharap kemakmuran dan kesejahteraan kedua negara akan berterusan, persahabatan kedua negara kekal abadi. Semoga para hadirin selat walafiat dan lancar dalam segala hal.
Terima kasih. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015