Denpasar (Antara Bali) - Hasil tangkapan ikan tongkol Kelompok Nelayan Mina Sari Asih, Sanur, Denpasar Bali, rata-rata mencapai 180 ekor selama kurun waktu 1-25 September 2015.
"Untuk bulan ini rata-rata hasil tangkapan ikan tongkol cukup berlimpah mencapai 180 ekor per bulan, karena saat ini sedang musim jenis ikan tersebut," kata Ketua Kelompok Nelayan Mina Sari Asih, Ketut Sukarja, di Sanur, Denpasar, Jumat.
Ia mengakui, jumlah hasil tangkapan ikan tongkol tersebut rata-rata dihasilkan dari tiga jukung milik kelompok nelayan setempat sekali melaut.
Selain memperoleh ikan tongkol, nelayan setempat juga sering mendapat jenis ikan dasar seperti kerapu, tresi dan kakap yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.
Untuk harga jual ikan tongkol saat ini, kata dia, dijual Rp10.000 per ekornya. Sedangkan, untuk ikan kerapu dijual Rp70.000 per kilogramnya.
"Kalau dihitung per harinya rata-rata hasil tangkapan ikan tongkol kelompok nelayan ditempat ini kisaran 20 ekor dan untuk jenis ikan dasar mencapai tujuh ekor," ujarnya.
Ia menilai, untuk kondisi cuaca saat melaut saat ini sulit diprediksi karena saat musim ikan tongkol saat ini dan didukung cuaca yang kondusif, tidak banyak ikan yang mampu didapat nelayan.
"Seharusnya, saat musim ikan tongkol saat ini nelayan sudah panen raya , namun karena cuaca yang tidak menentu saat ini sulit memprediksi hasil tangkapan ikan itu," katanya.
Namun, saat cuaca mendukung para nelayan setempat terkadang mampu menangkap 150 ekor ikan tongkol untuk satu unit kapal yang digunakan untuk menangkap ikan.
"Untuk lokasi penangkapan ikan, nelayan di sini cenderung menangkap ikan di Perairan Selat Badung (perbatasan laut Nusa Penida dengan Badung)," ujarnya.
Ia menuturkan, untuk biaya operasional satu kali melaut, biasanya menghabiskan dana Rp125 ribu untuk membeli 15 liter bensin, es pendingin ikan dan biaya makan.
Sukarja mengakui alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan di laut tergolong tradisional yakni menggunakan jaring insang dan pancing, dengan menggunakan kapal jukung bermesin 15 PK untuk menunjang aktivitas melaut.
Ia menambahkan, untuk laporan hasil tangkapan ikan tersebut rutin membuat laporkan per bulannya untuk dibawa ke Dinas terkait sehingga data produksi hasil tangkapan ikan nelayan setempat dapat dipantau.
Untuk memperoleh hasil tangkapan maksimal, pihaknya mengakui membutuhkan waktu satu hari berada di tengah laut. "Kalau tidak satu hari melaut hasil tangkapan tidak begitu optimal," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Untuk bulan ini rata-rata hasil tangkapan ikan tongkol cukup berlimpah mencapai 180 ekor per bulan, karena saat ini sedang musim jenis ikan tersebut," kata Ketua Kelompok Nelayan Mina Sari Asih, Ketut Sukarja, di Sanur, Denpasar, Jumat.
Ia mengakui, jumlah hasil tangkapan ikan tongkol tersebut rata-rata dihasilkan dari tiga jukung milik kelompok nelayan setempat sekali melaut.
Selain memperoleh ikan tongkol, nelayan setempat juga sering mendapat jenis ikan dasar seperti kerapu, tresi dan kakap yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.
Untuk harga jual ikan tongkol saat ini, kata dia, dijual Rp10.000 per ekornya. Sedangkan, untuk ikan kerapu dijual Rp70.000 per kilogramnya.
"Kalau dihitung per harinya rata-rata hasil tangkapan ikan tongkol kelompok nelayan ditempat ini kisaran 20 ekor dan untuk jenis ikan dasar mencapai tujuh ekor," ujarnya.
Ia menilai, untuk kondisi cuaca saat melaut saat ini sulit diprediksi karena saat musim ikan tongkol saat ini dan didukung cuaca yang kondusif, tidak banyak ikan yang mampu didapat nelayan.
"Seharusnya, saat musim ikan tongkol saat ini nelayan sudah panen raya , namun karena cuaca yang tidak menentu saat ini sulit memprediksi hasil tangkapan ikan itu," katanya.
Namun, saat cuaca mendukung para nelayan setempat terkadang mampu menangkap 150 ekor ikan tongkol untuk satu unit kapal yang digunakan untuk menangkap ikan.
"Untuk lokasi penangkapan ikan, nelayan di sini cenderung menangkap ikan di Perairan Selat Badung (perbatasan laut Nusa Penida dengan Badung)," ujarnya.
Ia menuturkan, untuk biaya operasional satu kali melaut, biasanya menghabiskan dana Rp125 ribu untuk membeli 15 liter bensin, es pendingin ikan dan biaya makan.
Sukarja mengakui alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan di laut tergolong tradisional yakni menggunakan jaring insang dan pancing, dengan menggunakan kapal jukung bermesin 15 PK untuk menunjang aktivitas melaut.
Ia menambahkan, untuk laporan hasil tangkapan ikan tersebut rutin membuat laporkan per bulannya untuk dibawa ke Dinas terkait sehingga data produksi hasil tangkapan ikan nelayan setempat dapat dipantau.
Untuk memperoleh hasil tangkapan maksimal, pihaknya mengakui membutuhkan waktu satu hari berada di tengah laut. "Kalau tidak satu hari melaut hasil tangkapan tidak begitu optimal," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015