Denpasar (Antara Bali) - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Bali mengingatkan pemerintah daerah agar dapat merancang strategi promosi pariwisata yang lebih menonjolkan pariwisata budaya dan alam.

"Masyarakat Bali masih memegang teguh budaya dan pelestarian alam Bali dan kita tentu tidak ingin menjadi penonton di daerah sendiri. Sehingga pemerintah daerah harus menjadi garda terdepan untuk kembali merancang pola dan strategi promosi pariwisata budaya dan alam," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Nyoman Partha di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, pemerintah daerah harus mengambil porsi yang lebih besar dan jangan sampai dimonopoli oleh industri pariwisata yang lebih dominan sehingga promosi yang dilakukan melupakan nilai-nilai budaya dan kelestarian alam hanya demi kepentingan bisnis semata.

"Merujuk pada hasil survei Mei 2015, tentang perkembangan perilaku dan pergeseran keinginan pasar berkaitan dengan pariwisata Bali, tentu hasil ini butuh kajian yang lebih mendalam spesifik juga sehingga mendekati kondisi sesungguhnya," ujarnya.

Hasil survei Bank Indonesia menyatakan bahwa 56 persen wisman tertarik pada wisata buatan, sementara wisata berbasis budaya sebesar 22 persen dan wisata alam 22 persen.

Hal itu, tambah dia, sudah disampaikan pula dalam pandangan umum Fraksi PDIP DPRD Bali terkait Raperda APBD Bali Tahun 2016 belum lama ini.

Pihaknya berharap agar pergeseran keinginan pasar itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh terutama oleh pemerintah karena berkaitan dengan strategi pengembangan pariwisata Bali di masa yang akan datang.

"Demikian pula dengan pelaku pariwisata yang ada di Bali, jangan sampai ada kebijakan dan anggaran yang dikucurkan untuk pengembangan pariwisata ke depan melenceng dengan kebutuhan pasar di sektor pariwisata," ucapnya.

Intinya, kata Partha, kebutuhan pasar tidak serta merta mengalahkan budaya dan alam Bali yang menjadi entitas pariwisata di Bali.

Pandangan senada sebelumnya juga disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Dia sepakat dalam pengembangan pariwisata di Pulau Dewata tidak boleh keluar dari konsep pariwisata budaya karena hal itu sudah menjadi pakem dan tertuang dalam peraturan daerah.

"Seluruh dunia sudah tahu betapa hebatnya budaya kita, cuma ada keterbatasan orang untuk melihat atau menyaksikan atraksi budaya itu," ujarnya.(APP)

Pewarta: Pewarta : Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015