Kuta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendukung teori chaos yang memberikan solusi keamanan lebih tinggi dan efisien dalam upaya pengamanan "cyber" di Tanah Air.
"Kami dukung penuh riset dan pengembangan teori chaos di bidang kriptografi dan uji kerentanan keamanan dunia maya (cyber) itu," ujar Bambang Heru Tjahjono selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo dalam acara konferensi CodeBali, di Legian, Kuta, Bali, Rabu.
Dalam konferensi CodeBali turut menghadirkan sejumlah ilmuwan yang membahas penggunaan teori chaos khususnya aplikasi di bidang keamanan "cyber" diharapkan dapat diterapkan untuk mencarikan solusi dibidang kriptografi dan uji kerentanan siber.
Momen itu juga digunakan untuk peluncuran sebuah "paltform" koneksi nirkabel "secure" yang dapat digunakan akademisi, industri dan organisasi pemerintah yang dapat terhubung dengan internet, koneksi antar kendaraan bahkan teknologi konektivitas 5G.
"Platform tersebut menggunakan teknologi Chaos-CDMA (C2 Alliance) yang dapat menyediakan koneksi yang aman dengan spektrum tinggi," ujarnya.
Prof Ken Umeno dari Universitas Kyoto, menambahkan teknologi itu dapat digunakan lebih dari seribu pengguna secara simultan dalam lingkungan nirkabel.
"Jadi banyak aplikasi dan standardisasi yang dapat bekerja secara bersamaan," katanya .(APP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami dukung penuh riset dan pengembangan teori chaos di bidang kriptografi dan uji kerentanan keamanan dunia maya (cyber) itu," ujar Bambang Heru Tjahjono selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo dalam acara konferensi CodeBali, di Legian, Kuta, Bali, Rabu.
Dalam konferensi CodeBali turut menghadirkan sejumlah ilmuwan yang membahas penggunaan teori chaos khususnya aplikasi di bidang keamanan "cyber" diharapkan dapat diterapkan untuk mencarikan solusi dibidang kriptografi dan uji kerentanan siber.
Momen itu juga digunakan untuk peluncuran sebuah "paltform" koneksi nirkabel "secure" yang dapat digunakan akademisi, industri dan organisasi pemerintah yang dapat terhubung dengan internet, koneksi antar kendaraan bahkan teknologi konektivitas 5G.
"Platform tersebut menggunakan teknologi Chaos-CDMA (C2 Alliance) yang dapat menyediakan koneksi yang aman dengan spektrum tinggi," ujarnya.
Prof Ken Umeno dari Universitas Kyoto, menambahkan teknologi itu dapat digunakan lebih dari seribu pengguna secara simultan dalam lingkungan nirkabel.
"Jadi banyak aplikasi dan standardisasi yang dapat bekerja secara bersamaan," katanya .(APP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015