Negara (Antara Bali) - Ribuan warga Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana kekurangan air bersih, sehingga memanfaatkan air di saluran irigasi pertanian untuk mandi, minum maupun memasak.

"Sebenarnya banyak warga sini yang berlangganan air dari PDAM, tapi sudah sekitar tiga bulan terakhir tidak mengalir. Karena sumur juga kering, kami terpaksa memanfaatkan air di saluran irigasi ini," kata Wayan Sutama, salah seorang warga, Minggu.

Ia mengatakan, kekurangan air bersih akibat aliran dari PDAM Tirta Amertha Jati macet ini, sudah berlangsung sejak tahun 2010, namun sampai saat ini belum ada jalan keluar yang permanen.

Menurutnya, dampak paling parah kekurangan air bersih menimpa warga tiga dusun, yang jumlahnya sekitar empat ribu orang.

Putu Saputra, warga lainnya mengatakan, setiap hari warga membawa jerigen ke saluran irigasi yang lebih mirip kubangan tersebut, untuk mengambil air.

"Ada yang mengangkutnya dengan sepeda motor, ada juga yang jalan kaki. Jaraknya hampir tujuh kilometer dari rumah," katanya.

Menurutnya, dengan membawa dua jerigen, rata-rata warga harus bolak-balik sebanyak sepuluh kali untuk mencukupi kebutuhan airnya.

Sambil mengambil air, Wayan Karsana, warga lainnya mengatakan, mereka sekalian mandi di saluran irigasi tersebut.

Menurutnya, bagi warga yang tidak mampu, mereka hanya bisa memanfaatkan air saluran irigasi tersebut, sementara warga yang mampu membeli air mineral dalam galon, atau membeli air PDAM yang diantar dengan mobil tangki seharga Rp500 ribu.

Warga yang kekurangan air bersih ini berharap bantuan dari pemerintah, untuk menyuplai kebutuhan mereka di saat musim kemarau.(GBI)

Pewarta: Pewarta Gembong Ismadi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015