Denpasar (Antara Bali) - Ratusan karyawan yang tergabung dalam Serikat Karyawan (Sekar) PT Telkom Bali melakukan aksi unjuk rasa ke gedung DPRD Bali di Denpasar, Senin, terkait rencana merger atau akuisisi Flexi dengan Esia.
Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Sekar Telkom Bali, I Putu Edy Swantajaya mengatakan, pihaknya akan menolak segala upaya aksi koorporasi berupa akuisisi terhadap Flexi.
"Kami nilai rencana akuisisi Flexi dengan Esia (PT Bakrie Telekom) terlalu terburu-buru, kurang komprehensif dan berpotensi cacat hukum," katanya.
Ada beberapa alasan penolakan akuisisi tersebut, kata dia, karena dengan penjualan Flexi berarti penjualan aset negara. Hal ini mengingatkan pada beberapa tahun silam, saat isu privitisasi yang berujung pada penjualan BUMN.
"Bila hal tersebut merugikan negara, maka Sekar tidak akan segan-segan untuk melaporkannya kepada institusi hukum," katanya yang disambut yel-yel menolak rencana merger tersebut.
Aksi demo tersebut diterima oleh Wakil Ketua DPRD Bali Ketut Suwandhi serta Ketua Komisi III DPRD Bali Putu Agus Suradnyana dan sekretarisnya IGM Suryantha Putra, serta anggota Ida Bagus Pada Kesuma.
Putu Agus Suradnyana mengatakan, mengenai persoalan aspirasi yang tengah dihadapi PT Telkom, pihaknya akan meneruskan ke DPR RI.
"Karena permasalahan ini secara nasional, maka aspirasi tersebut akan kami sampaikan secepatnya ke DPR RI," katanya.
Ia mengatakan, dalam menyampaikan aspirasi ini ke DPR, yang rencananya pada 27 Oktober 2010, pihaknya juga mengajak dari Sekar Telkom Bali untuk bersama-sama ke Senayan Jakarta.
"Penyampaian aspirasi tersebut tidak saja dari dewan, tetapi kami berencana mengajak juga dari Sekar," kata Agus Suradnyana yang dibenarkan Ketut Suwandhi.
Edy Swantajaya menambahkan, pengalihan status karyawan Divisi Telkom Flexi dari karyawan BUMN menjadi karyawan perusahaan swasta hasil akuisisi, adalah hal yang sangat serius dari sisi hukum dan perundang-undangan.
"Upaya penggabungan Flexi-Esia merupakan paradok bila alasan penggabungan tersebut adalah untuk menyehatkan Telkom Group yang memiliki Divisi Telkom Flexi yang masih sangat sehat dengan 'revenue' Rp64 triliun, lantas mengandeng perusahaan yang lebih kecil dengan 'revenue' Rp3 triliun," katanya.
Ia mengatakan, adanya upaya akuisisi Flexi-Esia lebih didorong untuk menyelamatkan kepentingan Esia dari pada Telkom Group.
"Kami sebagai karyawan akan lebih merasa nyaman bekerja di bawah bendera Telkom Group dibanding dengan perusahaan swasta yang kinerjanya belum tentu lebih baik dari Telkom," katanya.
Usai berdialog dengan anggota DPRD Bali, karyawan-karyawati Telkom Bali membubarkan diri dengan tertib untuk kembali bekerja ke kantornya yang berada kawasan Jalan Raya Puputan dan Teuku Umar Denpasar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010