Negara (Antara Bali) - Hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), yang membentang di wilayah Kabupaten Jembrana hingga Buleleng rawan terbakar, sehingga petugas memberikan peringatan kepada masyarakat penyanding.
"Ada empat titik kawasan hutan yang rawan terbakar yaitu di wilayah Pah Lengkong dan Pulau Menjangan, Kabupaten Buleleng serta kawasan Cekik dan lampu merah Kabupaten Jembrana," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bali Barat Wiryawan, Rabu.
Menurutnya, di empat titik itu banyak terdapat semak kering yang mudah terbakar, apalagi posisinya di pinggir jalan raya Denpasar - Gilimanuk serta Gilimanuk - Singaraja, yang rawan dibuangi puntung rokok oleh pengguna jalan.
Rawannya kebakaran di wilayah hutan TNBB terbukti dua hari lalu, saat hutan di kawasan Pah Lengkong terbakar, namun berhasil dipadamkan tiga jam kemudian.
"Kami belum mengetahui penyebab kebakaran di wilayah tersebut. Meskipun berhasil dipadamkan, tapi itu menjadi tanda rawannya kebakaran hutan disana," ujarnya.
Ia mengungkapkan, potensi kebakaran biasanya terjadi pada bulan Juli hingga Oktober, saat kemarau mencapai puncaknya sehingga membuat semak, ilalang hingga pohon mengering.
Selain melakukan patroli, ia mengatakan, pihaknya juga memasang papan peringatan di wilayah-wilayah yang rawan kebakaran, khususnya yang berkaitan dengan kelalaian manusia sehingga memicu kebakaran.
"Saat hutan terbakar, dengan cepat api akan menyebar sehingga sulit dipadamkan. Beberapa tahun lalu, kawasan Hutan Cekik kan sempat terbakar dan mengancam tower saluran listrik tegangan tinggi, yang ada di lokasi," katanya.
Pantauan di lapangan, hutan di sisi jalan raya Denpasar - Gilimanuk yang masuk wilayah Kelurahan Gilimanuk, tampak mengering khususnya ilalang yang banyak tumbuh di kawasan tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Ada empat titik kawasan hutan yang rawan terbakar yaitu di wilayah Pah Lengkong dan Pulau Menjangan, Kabupaten Buleleng serta kawasan Cekik dan lampu merah Kabupaten Jembrana," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bali Barat Wiryawan, Rabu.
Menurutnya, di empat titik itu banyak terdapat semak kering yang mudah terbakar, apalagi posisinya di pinggir jalan raya Denpasar - Gilimanuk serta Gilimanuk - Singaraja, yang rawan dibuangi puntung rokok oleh pengguna jalan.
Rawannya kebakaran di wilayah hutan TNBB terbukti dua hari lalu, saat hutan di kawasan Pah Lengkong terbakar, namun berhasil dipadamkan tiga jam kemudian.
"Kami belum mengetahui penyebab kebakaran di wilayah tersebut. Meskipun berhasil dipadamkan, tapi itu menjadi tanda rawannya kebakaran hutan disana," ujarnya.
Ia mengungkapkan, potensi kebakaran biasanya terjadi pada bulan Juli hingga Oktober, saat kemarau mencapai puncaknya sehingga membuat semak, ilalang hingga pohon mengering.
Selain melakukan patroli, ia mengatakan, pihaknya juga memasang papan peringatan di wilayah-wilayah yang rawan kebakaran, khususnya yang berkaitan dengan kelalaian manusia sehingga memicu kebakaran.
"Saat hutan terbakar, dengan cepat api akan menyebar sehingga sulit dipadamkan. Beberapa tahun lalu, kawasan Hutan Cekik kan sempat terbakar dan mengancam tower saluran listrik tegangan tinggi, yang ada di lokasi," katanya.
Pantauan di lapangan, hutan di sisi jalan raya Denpasar - Gilimanuk yang masuk wilayah Kelurahan Gilimanuk, tampak mengering khususnya ilalang yang banyak tumbuh di kawasan tersebut.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015