Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta membuka "Utsawa Dharmagita" atau lomba nyanyian suci Hindu ke-25 tingkat Provinsi Bali sebagai salah satu wadah pelestarian seni dan budaya.
"Utsawa Dharmagita juga sebagai sarana untuk memperkenalkan keberadaan sastra-satra agama Hindu pada umat sehingga membangun rasa bangga di kalangan generasi Hindu," kata Sudikerta saat membuka acara tersebut, di Denpasar, Rabu.
Dalam kesempatan itu, dia juga menekankan pentingnya penghayatan dan pengamalan sastra agama. Menurutnya, jika kehidupan tanpa didasari sastra maka akan sulit membedakan mana yang baik dan yang buruk.
"Jadi dengan kegiatan ini kami harapkan dapat memberikan tuntunan dalam mewujudkan masyarakat Bali Mandara," ucapnya.
Kepada tim juri, Sudikerta berpesan agar dapat memberikan penilaian secara jujur, objektf dan tidak memihak salah satu peserta. Dengan demikian, pemenang yang dihasilkan dari lomba ini merupakan para juara yang memiliki kualitas yang terbaik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha mengemukakan, Utsawa Dharmagita Provinsi Bali ke-26 merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan bakti dan memperdalam isi sastra Agama Hindu.
"Selain itu, tujuan dari kegiatan ini untuk menambah wawasan masyarakat Bali dalam memaknai inti sari dari Agama Hindu dalam menjalankan kehidupan," ujarnya.
Dalam Utsawa Dharmagita tahun ini terdapat delapan kategori yang dilombakan diantaranya, "sloka, palawakaya, kidung, dharma wacana bahasa Bali, dharma wacana bahasa Inggris, dharma widya, geguritan, dan kekawin".
Sedangkan peserta Utsawa Dharmagita berasal dari kabupaten/kota se-Bali yang berjumlah 657 orang yang terbagi dalam tingkat anak-anak, remaja dan dewasa.
Utsawa Dharmagita dilaksanakan selama tiga hari dari 9- 11 September 2015 bertempat di Taman Budaya Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Utsawa Dharmagita juga sebagai sarana untuk memperkenalkan keberadaan sastra-satra agama Hindu pada umat sehingga membangun rasa bangga di kalangan generasi Hindu," kata Sudikerta saat membuka acara tersebut, di Denpasar, Rabu.
Dalam kesempatan itu, dia juga menekankan pentingnya penghayatan dan pengamalan sastra agama. Menurutnya, jika kehidupan tanpa didasari sastra maka akan sulit membedakan mana yang baik dan yang buruk.
"Jadi dengan kegiatan ini kami harapkan dapat memberikan tuntunan dalam mewujudkan masyarakat Bali Mandara," ucapnya.
Kepada tim juri, Sudikerta berpesan agar dapat memberikan penilaian secara jujur, objektf dan tidak memihak salah satu peserta. Dengan demikian, pemenang yang dihasilkan dari lomba ini merupakan para juara yang memiliki kualitas yang terbaik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha mengemukakan, Utsawa Dharmagita Provinsi Bali ke-26 merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan bakti dan memperdalam isi sastra Agama Hindu.
"Selain itu, tujuan dari kegiatan ini untuk menambah wawasan masyarakat Bali dalam memaknai inti sari dari Agama Hindu dalam menjalankan kehidupan," ujarnya.
Dalam Utsawa Dharmagita tahun ini terdapat delapan kategori yang dilombakan diantaranya, "sloka, palawakaya, kidung, dharma wacana bahasa Bali, dharma wacana bahasa Inggris, dharma widya, geguritan, dan kekawin".
Sedangkan peserta Utsawa Dharmagita berasal dari kabupaten/kota se-Bali yang berjumlah 657 orang yang terbagi dalam tingkat anak-anak, remaja dan dewasa.
Utsawa Dharmagita dilaksanakan selama tiga hari dari 9- 11 September 2015 bertempat di Taman Budaya Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015