Negara (Antara Bali) - Pengoperasian kapal bantuan Kementerian Kelautan Dan Perikanan untuk nelayan di Kabupaten Jembrana, terkendala posisi mesin yang dipasang permanen sehingga sering membelit jaring.

"Secara umum, apalagi bentuk fisik kapal sudah bagus dan representatif untuk melaut. Tapi kami terkendala posisi mesin yang dipasang permanen, sehingga jaring sering tersangkut baling-balingnya," kata Ketua Kelompok Nelayan Bintang Subur Misdari, di Negara, Selasa.

Ia mengatakan, seharusnya mesin dipasang fleksibel sehingga bisa dinaikkan maupun diturunkan, seperti kapal-kapal di Kabupaten Tuban, Jawa Timur agar nelayan tidak kesulitan mengoperasikannya.

Menurutnya, saat menebar jala, mesin harus dinaikkan sebagaimana yang dilakukan nelayan dengan perahu tradisional, karena jaring bisa rusak berat saat terkena baling-baling.

Ketua kelompok nelayan yang berlokasi di Desa Pengambengan ini juga mengungkapkan, dari sisi kemampuan, kapal bantuan Kementerian Kelautan Dan Perikanan tersebut mampu mencari ikan hingga jauh ke tengah laut, bahkan ke daerah lain di luar Bali.

Ia mencontohkan kapal milik kelompoknya, yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, karena di perairan sana lebih banyak mendapatkan ikan dibandingkan di Selat Bali.

"Tapi saat menebar jaring kami harus hati-hati karena posisi mesinnya itu. Padahal untuk banyak mendapatkan ikan, jaring harus cepat dijatuhkan ke laut. Mudah-mudahan jika ada bantuan kapal selanjutnya, pusat mempertimbangkan masalah mesin ini," ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan Jembrana Made Dwi Maharimbawa saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan masalah penyesuaian kapal bantuan untuk selanjutnya ke Pemerintah Provinsi Bali, karena anggaran dari Kementerian Kelautan Dan Perikanan diturunkan kesana.

"Kami sudah informasikan masalah spesifikasi kapal itu ke Pemprov Bali, karena anggarannya ada di sana. Untuk bantuan kapal selanjutnya, proposal sudah kami sampaikan ke Kementerian Kelautan Dan Perikanan, tinggal memantau saja," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015