Denpasar (Antara Bali) - Ahli Gizi dari Klinik Rumah Sakit Bros, Denpasar, Bali, dr Ni Made Dwi Asti Lestari, M.Kes, SpGK mengimbau masyarakat mengurangi konsumsi makanan cepat saji (instant) secara berlebihan.

"Mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebih dapat menyebabkan kegemukan (obesitas) dan penyakit yang berdampak pada kesehatan," ujar Made Dwi, di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, makanan cepat saji kecenderung tidak memiliki kandungan gizi yang seimbang dan tinggi lemak sehingga dapat menaikkan lemak tubuh seseorang.

Di luar negeri, kata dia, makanan cepat saji justeru dinikmati kalangan masyarakat yang tidak mampu, karena untuk mengkonsumsi makanan alami cenderung harganya mahal. Namun, di Indonesia justru sebaliknya.

"Mungkin pemikiran orang-orang tertentu mengkonsumsi makanan instant seperti di luar negeri menjadi trend, namun apabila mainset itu diubah alangkah baiknya demi kesehatan, atau mengurangi konsumsinya makanan tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, cara mengurangi makanan cepat saji itu dapat dikonsumsi sekali atau dua kali seminggu yang juga diimbangi dengan makanan yang lebih bergizi.

"Saya menyarankan masyarakat mengkonsumsi makanan dari sumber utuh atau dalam kondisi segar dengan cara mengolahnya sendiri," ujarnya.

Selain itu, upaya untuk mencegah kegemukan dengan rutin berolahraga kurang lebih 30 menit setiap harinya.

Ia menambahkan, makanan cepat saji juga dapat mengakibatkan rusaknya sistem tubuh apabila dikonsumsi secara terus menerus atau dalam jangka waktu cukup lama sehingga perlu juga diimbangi dengan upaya itu. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015