Denpasar (Antara Bali)- Pertumbuhan ekonomi dunia diakui belum signifikan, aneka jenis patung berbahan baku batu padas dengan ukiran khas Bali, cukup disenangi konsumen luar negeri sebagai cinderamata maupun dipasang di kamar keluarga atau hiasan taman.
"Pasar utama aneka barang seni berupa patung batu padas sebagian besar dikapalkan ke Amerika Serikat dan Australia disamping Eropa lainnya," kata pengusaha kerajinan jenis itu, I Ketut Sadia di bengkel kerjanya di kawasan Gianyar, Sabtu.
Patung batu padas berupa aneka bentuk binatang seperti kodok, kuda, disamping manuasia purba banyak dipalkan untuk hiasan di taman-taman, kamar tamu maupun tempat kerja masih cukup menjanjikan hingga pertengahan tahun 2015.
"Ada saja pesanan yang diterima para pengrajin di daerah ini tentang barang seni berbahan baku patu padas ke luar negeri, disamping memenuhi permintaan wisatawan nusantara maupun khusus masyarakat setempat jenis patung tradisional," ujar Ketut Sadia.
Patung Budha beraneka jenis ukuran banyak juga diminati oleh konsumen asal Jepang, Prancis, Jerman dan negara Eropa lainnya.
Patung batu padas yang dibuat jenis antik memang masih ada memasuki pasar ekspor bahkan jumlahnya bertambah banyak awal tahun ini.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor aneka barang bernilai seni berbahan baku batu padas meningkat hingga 29,12 persen dari bernilai 6,1 juta dolar AS awal 2014 menjadi seharga 7,9 juta dolar Januari-Juni 2015.
Komoditas ekspor tersebut sebagian besar berupa patung dalam berbagai bentuk dan ukuran yang mampu menarik perhatian konsumen mancanegara maupun wisatawan luar negeri yang sedang menikmati liburan di Pulau Dewata.
Wisatawam mancanegara yang sedang berlibur di Pulau Dewata senang menyaksikan aneka patung berbahan baku batu padas di toko-toko seni yang khusus memajang jenis kerajinan ini di sepanjang pinggiran jalan aspal di Desa Batubulan, 15 Km timur laut Denpasar.
Mereka yang tertarik bisa membeli atau memesan sesuai bentuk dan rupa yang disesuaikan keinginan untuk dikirim ke negaranya. Pengusaha kecil di sini sudah biasa mengirim patung ke negara konsumen tepat waktu, kata Ketut Sadia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pasar utama aneka barang seni berupa patung batu padas sebagian besar dikapalkan ke Amerika Serikat dan Australia disamping Eropa lainnya," kata pengusaha kerajinan jenis itu, I Ketut Sadia di bengkel kerjanya di kawasan Gianyar, Sabtu.
Patung batu padas berupa aneka bentuk binatang seperti kodok, kuda, disamping manuasia purba banyak dipalkan untuk hiasan di taman-taman, kamar tamu maupun tempat kerja masih cukup menjanjikan hingga pertengahan tahun 2015.
"Ada saja pesanan yang diterima para pengrajin di daerah ini tentang barang seni berbahan baku patu padas ke luar negeri, disamping memenuhi permintaan wisatawan nusantara maupun khusus masyarakat setempat jenis patung tradisional," ujar Ketut Sadia.
Patung Budha beraneka jenis ukuran banyak juga diminati oleh konsumen asal Jepang, Prancis, Jerman dan negara Eropa lainnya.
Patung batu padas yang dibuat jenis antik memang masih ada memasuki pasar ekspor bahkan jumlahnya bertambah banyak awal tahun ini.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor aneka barang bernilai seni berbahan baku batu padas meningkat hingga 29,12 persen dari bernilai 6,1 juta dolar AS awal 2014 menjadi seharga 7,9 juta dolar Januari-Juni 2015.
Komoditas ekspor tersebut sebagian besar berupa patung dalam berbagai bentuk dan ukuran yang mampu menarik perhatian konsumen mancanegara maupun wisatawan luar negeri yang sedang menikmati liburan di Pulau Dewata.
Wisatawam mancanegara yang sedang berlibur di Pulau Dewata senang menyaksikan aneka patung berbahan baku batu padas di toko-toko seni yang khusus memajang jenis kerajinan ini di sepanjang pinggiran jalan aspal di Desa Batubulan, 15 Km timur laut Denpasar.
Mereka yang tertarik bisa membeli atau memesan sesuai bentuk dan rupa yang disesuaikan keinginan untuk dikirim ke negaranya. Pengusaha kecil di sini sudah biasa mengirim patung ke negara konsumen tepat waktu, kata Ketut Sadia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015