Amlapura (Antara Bali) - Pengeboran air bawah tanah di kaki gunung Lempuyang tepatnya di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali murni untuk penelitian.
"Pengeboran berlokasi di Tukad Bangle, Bunutuan yang berada di kaki gunung Lempuyang murni untuk kepntingan penelitian, " kata Kepala Dinas PU Karangasem Ir. I Wayan Arnawa, Jumat.
Ia mengatakan sesungguhnya kegiatan pengeboran itu adalah suatu kegiatan penelitian lapisan geologi tanah dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Balai Bangunan Hidraulik dan Geo Tekhnik Keairan dari Kementrian PU.
"Yang memang berwenang meneliti adanya sumber daya air untuk membantu kesulitan air bagi warga masyarakat ya memang dari Kementrian PU," katanya.
Dia mengatakan rencana pengeboran tersebut tidak atas usulan Pemkab namun yang diusulkan adalah Cek Dam-Cek Dam yang direalisasi. Nantinya hasil penelitian itu, kata Arnawa baru dapat ditindaklanjuti jika tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen.
"Hal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan mengetahui kandungan tambang apalagi emas," katanya.
Karena fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Balai Bangunan Hidraulik dan Geo Tehnik Keairan Kementrian PU RI tidak untuk mengecek emas.
"Yang berwenang untuk mencek kandungan emas itu kewenangan dari Kementrian ESDM," katanya.
Ia mengaku jika tidak dibor tidak mungkin dapat diketahui lapis geologi tanah, sehingga diperlukan pengambilan sampel tanah dari hasil pengairan tersebut.
Ia mengatakan seperti diketahui daerah Bunutan yang sering Banjir karena kontur tanah berpasir menyebabkan air permukaan langsung mengalir ke laut tanpa dapat tertahan sehingga lapisan tanah menjadi kering tidak dapat menjadi media pertumbuhan tanaman.
Untuk itu, menurut Arnawa masalah tersebut direncanakan akan diatasi dengan sistim bendungan di bawah permukaan tanah sekitar 1,5 meter sehingga air yang jatuh pada lapis kedap air di bawah permukaan pasir bisa tertahan dan terserap memberi efek kelembaban tanah permukaan.
Sementara itu Camat Abang Ida Bagus Putu Swastika mengatakan untuk sementara segala aktifitas di lokasi sudah dihentikan sambil menunggu rencana komunikasi dengan pihak terkait.
Camat memaklumi rasa trauma masyarakat, karena awam mengetahui teknis seperti itu sehingga kebablasan dalam menanggapi permasalahan.
Kendati demikian, Ia mengaku segera akan meuntaskan masalah tersebut dengan melakukan koordinasi yang tepat dan akan bertemu dengan tokoh masyarakat, untuk meluruskan permasalahan sebenarnya.
Ia mengatakan terkait dugaan adanya tambang emas itu, Swastika menegaskan tidak pernah jadi kenyataan, untuk itu pihaknya minta kepada masyarakat untuk tidak terpancing isu yang tidak jelas.
"Namun karena situasi sudah terlanjur membentuk opini negatif maka sementara diambil langkah menghentikan semua aktifitas sambil menunggu situasi lebih kondusif dan melibatkan semua pihak," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010