Denpasar (Antara Bali) - Komponen masyarakat yang tergabung dalam pemangku kepentingan peduli pertanian menghadap anggota DPRD Bali guna menyampaikan aspirasi, bahwa geliat sektor pariwisata justru belum bisa mengangkat sektor pertanian.

"Kami yang datang ke gedung DPRD Bali adalah pemangku kepentingan yang peduli dengan sektor pertanian, antara lain HKTI, Lembaga Penelitian Subak dan dosen-dosen fakultas pertanian," kata Prof Dr, Wayan Windia, pemimpin rombongan peduli pertanian di Denpasar, Selasa.

Rombongan peduli pertanian yang datang ke Gedung DPRD tersebut diterima Wakil Ketua DPRD Bali Dr Nyoman Sugawa Korry.

Wayan Windia menyampaikan beberapa persoalan yang dihadapi Bali saat ini, di antaranya para petani semakin miskin, karena berkembangnya sektor pariwisata itu dampaknya tidak membawa perubahan bagi petani, malah bertambah miskin.

Begitu juga petani di Bali menghadapi persoalan semakin terdesaknya lahannya akibat semakin meningkat pembangunan penunjang sektor pariwisata, seperti hotel, vila dan lainnya.

"Bahkan dari data, rasio kemiskinan petani di Bali 0,42 persen. Ini artinya sudah lampu kuning mendekati sangat miskin. Begitu juga tingkat migrasi penduduk mencapai 62.000 per tahun," ucap guru besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar itu.

Wayan Widia membayangkan dari data tersebut akan bertambah meningkat kemiskinan di Bali. Karena migrasi penduduk itu jelas membutuhkan pemukiman, sedangkan lahan pertanian semakin terdesak oleh pembangunan infrastruktur, seperti perumahan.

"Karena itu kami meminta kepada wakil rakyat untuk memikirkan Bali ke depannya. Temasuk juga kami memberi pendapat agar pajak untuk lahan pertanian bisa dibebaskan, sehingga pemilik lahan (petani) bisa mempertahankan lahannya," ujarnya.

Sementara Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry mengapresiasi dan merespon masukan oleh masyarakat peduli pertanian yang disampaikan kepada Dewan.

"Saya merespon positif pendapat dari para pemangku kepentingan yang peduli dengan pertanian. Karena itu saya berharap membentuk lembaga yang bisa bersinergi antara sektor pariwisata dan pertanian," katanya.

Ia mengatakan lahan pertanian di Bali harus bisa dipertahankan, walau tidak dipungkiri terjadinya alih fungsi lahan akibat bertambahnya penduduk tersebut.

"Kita berharap sektor pariwisata sebagai andalan Bali bisa bersinergi dengan pertanian. Karena itu semua pihak harus memikirkan permasalahan ini agar bisa pertanian itu ke depannya tetap eksis," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015