Singaraja (Antara Bali) - Pengrajin di Desa Tukadmungga, Kabupaten Buleleng, Bali memproduksi aneka jenis kain tenun mastuli yang diminati pasar dalam negeri maupun luar negeri.

"Kain mastuli hasil sentuhan pengrajin kami memiliki corak yang lembut dan cerah sehingga menjadi kebanggaan masyarakat Bali utara," kata Luh Arini, salah seorang pengrajin tenun mastuli di desa setempat, Jumat.

Ia mengatakan, kain mastuli merupakan jenis kain yang dibuat melalui proses "tulis", dalam proses pembuatannya para pengrajin
menggunakan semacam "canting" atau sejenis alat tulis yang lazim digunakan para pengrajin batik.

Ia menjelaskan, kain mastuli memiliki beberapa ciri-ciri khusus, yakni warna lebih terang dan merona penuh warna, kain lebih halus dan lembut, dan kualitas kain lebih awet.

"Kain mastuli merupakan kain yang paling halus, karena bahan bakunya adalah kain jenis sutera yang sudah terkenal dengan kainnya yang lembut dan berkualitas," ujarnya.

Ia menambahkan, selain beberapa jenis kain tulis, terdapat beberapa jenis kain cetak yang dibuat dengan cetakan, namun, kualitas jenis kain ini lebih rendah akibat bahan baku yang digunakan bukan dari jenis sutera.

Disinggung mengenai harga produk buatannya, Made Arini mengatakan, kain mastuli dihargai antara Rp450 ribu sampai Rp7 juta per lembar tergantung jenis kain dan corak dari kain tersebut.

"Jenis kain mastuli termahal menembus harga Rp7 juta, kain mastuli seharga itu memiliki corak tulis yang sangat menarik dan
mengandung unsur seni tinggi sangat diminati wisatawan asing yang berkunjung ke Bali," kata dia.

Sementara itu, Bank Indonesia Wilayah Bali mencatat, perolehan devisa dari perdagangan luar negeri khusus kain tenunan dan aneka tekstil lainnya hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali meningkat setiap bulannya hingga mencapai 6,9 juta dolar AS selama Januari-April 2015.

Dalam laporan kajian ekonomi regional Bali hingga April 2015 disebutkan perdagangan ekspor kain tenunan itu selama Januari 2015
hanya 1,2 juta dolar, Februari 1,4 juta dolar, Maret dua juta dan April naik lagi menjadi 2,2 juta dolar sehingga seluruhnya mencapai 6,9 juta dolar. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015