Jakarta (Antara Bali) - Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan dr Mohamad Subuh, MPPM mengemukakan Indonesia ditargetkan menjadi negara yang bebas penyakit kaki gajah atau filariasis pada tahun 2020.
"Target bebas penyakit itu dicapai melalui pelaksanaan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) setiap Oktober selama lima tahun mulai 2015," katanya saat berdiskusi bersama redaksi Kantor Berita Antara di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, program itu menjadi legasi bagi Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla karena penyakit ini mengancam 105 juta penduduk Indonesia di 195 kabupaten dan kota.
Program Belkaga itu akan dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 1 Oktober 2015 di Cibinong, Jawa Barat, dan juga dilakukan gubernur di setiap provinsi.
"Indonesia menjadi negara dengan penderita kaki gajah terbesar kedua di dunia setelah India. India sudah melakukan eliminasi sejak tahun 2000, dan penderitanya semakin berkurang. Jangan sampai kita menjadi yang nomor satu," katanya.
Ia menjelaskan, pengendalian kaki gajah sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970 dan angka prevalensinya di tahun 1980 tercatat 19,5 persen dan terus menurun sampai tahun 2014 tercatat 4,7 persen.
Program elinimasi filarliasis juga pernah dilakukan saat era Menteri Kesehatan Sujudi di tahun 2002, namun hanya menjangkau 46 kabupaten/kota dari 241 kabupaten/kota yang endemis. "Sisanya yaitu 195 kabupaten kota akan menjadi sasaran program bulan eliminasi kaki gajah tahun ini sampai tahun 2020," katanya.
Ia mengimbau pemerintah kabupaten/kota yang menjadi sasaran pelaksanaan Belkaga untuk terus melakukan sosialisasi bahwa pengobatan itu penting untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit yang ditularkan melalui semua jenis nyamuk.
"Masyarakat usia diminta meminum obat pencegahannya yaitu dua kapsul sekali minum dalam setahun pada Oktober 2015. Tidak ada efek samping obat itu, tetapi mampu menangkal penyebaran penyakit kaki gajah," katanya.
Ia juga meminta masyarakat tidak mengucilkan penderita kaki gajah karena penyakit itu bisa dicegah yaitu melalui minum obat dan memelihara kesehatan lingkungan seperti memberantas sarang-sarang nyamuk. "Semua jenis nyamuk berpotensi menyebarkan cacing filaria melalui gigitannya," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Target bebas penyakit itu dicapai melalui pelaksanaan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) setiap Oktober selama lima tahun mulai 2015," katanya saat berdiskusi bersama redaksi Kantor Berita Antara di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, program itu menjadi legasi bagi Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla karena penyakit ini mengancam 105 juta penduduk Indonesia di 195 kabupaten dan kota.
Program Belkaga itu akan dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 1 Oktober 2015 di Cibinong, Jawa Barat, dan juga dilakukan gubernur di setiap provinsi.
"Indonesia menjadi negara dengan penderita kaki gajah terbesar kedua di dunia setelah India. India sudah melakukan eliminasi sejak tahun 2000, dan penderitanya semakin berkurang. Jangan sampai kita menjadi yang nomor satu," katanya.
Ia menjelaskan, pengendalian kaki gajah sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970 dan angka prevalensinya di tahun 1980 tercatat 19,5 persen dan terus menurun sampai tahun 2014 tercatat 4,7 persen.
Program elinimasi filarliasis juga pernah dilakukan saat era Menteri Kesehatan Sujudi di tahun 2002, namun hanya menjangkau 46 kabupaten/kota dari 241 kabupaten/kota yang endemis. "Sisanya yaitu 195 kabupaten kota akan menjadi sasaran program bulan eliminasi kaki gajah tahun ini sampai tahun 2020," katanya.
Ia mengimbau pemerintah kabupaten/kota yang menjadi sasaran pelaksanaan Belkaga untuk terus melakukan sosialisasi bahwa pengobatan itu penting untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit yang ditularkan melalui semua jenis nyamuk.
"Masyarakat usia diminta meminum obat pencegahannya yaitu dua kapsul sekali minum dalam setahun pada Oktober 2015. Tidak ada efek samping obat itu, tetapi mampu menangkal penyebaran penyakit kaki gajah," katanya.
Ia juga meminta masyarakat tidak mengucilkan penderita kaki gajah karena penyakit itu bisa dicegah yaitu melalui minum obat dan memelihara kesehatan lingkungan seperti memberantas sarang-sarang nyamuk. "Semua jenis nyamuk berpotensi menyebarkan cacing filaria melalui gigitannya," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015