Jakarta (Antara Bali) - Sebelum mengakhiri kunjungannya di Indonesia,
Ketua Majelis Permusyawaratan Politik Tiongkok atau Chairman of the
National Comitte of the Chinese People's Political Consultative
Conference (CPPCC), Yu Zhengseng, mengunjungi perusahaan Huawei dan
Museum Nasional.
Siaran pers MPR RI, Selasa, menyebutkan bahwa di Museum Nasional, Yu Zhengseng dan delegasi melihat koleksi arca, keramik, replika, sejak zaman pra sejarah.
Delegasi MPR Tiongkok mendapat penjelasan dari Dedah R. Sri Handari, Kabid Kemitraan dan Promosi, serta didampingi oleh Kepala Museum Nasional Intan Mardiana.
Menuju ke dalam museum, kepada delegasi MPR Tiongkok, Dedah menjelaskan sebuah arca Ganesha dan sebuah arca terbesar Museum Nasional.
"Di sini tersimpan benda-benda arkeologis yang dihimpun dari Jawa dan luar Jawa," kata Dedah sambil menunjuk arca Ganesha dari Jawa dan sebuah arca besar dari Sumatera Barat.
Dedah dan Kepala Museum Nasional kemudian mengajak delegasi MPR Tiongkok untuk melihat koleksi museum mulai dari arca, keramik, berbagai replika, peninggalan masa pra sejarah, hingga koleksi musik dan benda lainnya.
Dalam kesempatan itu, Yu Zhengseng sempat bertanya tentang koleksi perunggu yang dimiliki museum ini. "Kami punya beberapa koleksi perunggu yang terletak di bagian atas," kata Dedah mengajak Zhengseng naik ke lantai empat museum.
Sebelumnya, Ketua MPR Tiongkok dan delegasi mengunjungi kantor perusahaan Huawei di Gedung BRI II, Jl. Sudirman Jakarta Pusat. Tiba di kantor Huawei, lantai 22 Gedung BRI II, delegasi disambut karyawan perusahaan yang mengibarkan bendera kecil.
Di sebuah ruang pertemuan, Ketua MPR Tiongkok mengadakan pertemuan dengan jajaran pimpinan perusahaan. Yu Zhengseng mendapatkan presentasi tentang ekspansi bisnis perusahaan Huawei di Indonesia.
Huawei Technologies berasal dari Shenzhen, Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok. Huawei adalah perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan komunikasi terbesar di Tiongkok dan dunia.
Selesai kunjungan, Ketua MPR Tiongkok dan delegasi menuju Halim Perdanakusuma untuk kembali ke Beijing, Tiongkok. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Siaran pers MPR RI, Selasa, menyebutkan bahwa di Museum Nasional, Yu Zhengseng dan delegasi melihat koleksi arca, keramik, replika, sejak zaman pra sejarah.
Delegasi MPR Tiongkok mendapat penjelasan dari Dedah R. Sri Handari, Kabid Kemitraan dan Promosi, serta didampingi oleh Kepala Museum Nasional Intan Mardiana.
Menuju ke dalam museum, kepada delegasi MPR Tiongkok, Dedah menjelaskan sebuah arca Ganesha dan sebuah arca terbesar Museum Nasional.
"Di sini tersimpan benda-benda arkeologis yang dihimpun dari Jawa dan luar Jawa," kata Dedah sambil menunjuk arca Ganesha dari Jawa dan sebuah arca besar dari Sumatera Barat.
Dedah dan Kepala Museum Nasional kemudian mengajak delegasi MPR Tiongkok untuk melihat koleksi museum mulai dari arca, keramik, berbagai replika, peninggalan masa pra sejarah, hingga koleksi musik dan benda lainnya.
Dalam kesempatan itu, Yu Zhengseng sempat bertanya tentang koleksi perunggu yang dimiliki museum ini. "Kami punya beberapa koleksi perunggu yang terletak di bagian atas," kata Dedah mengajak Zhengseng naik ke lantai empat museum.
Sebelumnya, Ketua MPR Tiongkok dan delegasi mengunjungi kantor perusahaan Huawei di Gedung BRI II, Jl. Sudirman Jakarta Pusat. Tiba di kantor Huawei, lantai 22 Gedung BRI II, delegasi disambut karyawan perusahaan yang mengibarkan bendera kecil.
Di sebuah ruang pertemuan, Ketua MPR Tiongkok mengadakan pertemuan dengan jajaran pimpinan perusahaan. Yu Zhengseng mendapatkan presentasi tentang ekspansi bisnis perusahaan Huawei di Indonesia.
Huawei Technologies berasal dari Shenzhen, Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok. Huawei adalah perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan komunikasi terbesar di Tiongkok dan dunia.
Selesai kunjungan, Ketua MPR Tiongkok dan delegasi menuju Halim Perdanakusuma untuk kembali ke Beijing, Tiongkok. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015