Denpasar (Antara Bali) - Para pedagang sarana ritual Hindu di Kota Denpasar, Bali menerima banyak pesanan menjelang hari raya Kuningan yang jatuh pada Sabtu (25/7).

"Sarana kelengkapan sesajen banyak dibeli masyarakat perkotaan karena dinilai praktis dibanding membuatnya yang sangat rumit dan membutuhkan waktu," kata Jero Luh Gede (50), salah seorang pedagang sarana ritual, Jumat.

Ia menjelaskan, lonjakan pembeli terjadi sejak dua hari terakhir, dimana sebagian besar masyarakat Hindu di Bali mulai mempersiapkan segala sarana upacara sebelum hari H Kuningan.

Pihaknya mendapat keuntungan bersih (omzet) mencapai Rp150.000 sehari, naik dari hari-hari biasa yang hanya sekitar Rp100.000 saja.

"Omzet selalu bertambah menjelang Kuningan, apalagi, saat ini banyak pesanan dari luar daerah juga, jadi bisa mendapatkan uang lebih dari hari biasanya," imbuhnya.

Made Sristi (39) salah satu pedagang alat upakara di Pasar Kumbasari mengatakan, konsumen memesan sarana upakara seperti "Ceniga", "Tamiang", "Sampian" dan lain sebagainya.

Konsumen tidak hanya membeli sarana ritual namun juga jajan perlengkapan banten seperti "pelpelan" dan "jajan gina". "Pesanan meningkat signifikan, konsumen tidak hanya dari Denpasar namun juga datang dari berbagai tempat," katanya.

Made Sristi mengaku, pendapatannya meningkat karena banyaknya pesanan sejak seminggu terakhir. Hasil penjualan dalam sehari bisa mencapai Rp1 juta padahal hari-hari biasanya hanya Rp500 ribu.

Dikatakan secara umum hasil penjualan selalu meningkat pada hari-hari perayaan umat Hindu seperti seperti, Galungan, Kuningan, Pagerwesi dan perayaan besar lainnya.

"Pada hari-hari keagamaan memang selalu menerima banyak pesanan, sehingga otomatis pendapatan meningkat hampir dua kali lipat dari hari biasa," katanya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015