Denpasar (Antara Bali) - Penjual penjor (bambu yang dihias) sebagai sarana ritual umat Hindu di kota Denpasar, Bali, laris manis menjelang Hari Raya Galungan, untuk memperingati hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma, yang jatuh pada Rabu (15/7) nanti.

"Kami sudah banyak menerima pesanan penjor, dan juga bahan dasar sarana ritual lainnya untuk membuat penjor itu," ujar I Gede Agus Yudi Suryawan, seorang penjual sarana ritual umat Hindu di Jalan Sesetan, Denpasar, Senin.

Ia mengatakan sejak pagi hari tadi sudah banyak masyarakat umat Hindu di Kota Denpasar yang membeli penjor dan bahan-bahan dasar membuat penjor itu, dengan meraup omzet penjualan mencapai Rp2juta.

Yudi menjelaskan pernak pernik untuk hiasan penjor seperti bambu, janur, sampiyan, sangah, kolong-kolong itu dijual dengan harga bervariasi.

Untuk harga penjor, kata dia, dijual dengan harga Rp250 ribu hingga Rp300 ribu tergantung ukuran yang sudah lengkap dengan pernak-pernik hiasannya

Sedangkan untuk pernak-pernik penjor seperti bambu dijual dengan harga Rp35 ribu, kolong Rp40 ribu, janur Rp30 ribu satu iket, sampian gantung Rp15 ribu.

"Saya prediksi hingga Selasa besok masih banyak masyarakat yang membeli penjor," ujarnya.

Putu Mahendra (38) penjual sarana ritual umat Hindu di Pasar Kumbasari, Denpasar, mengakui banyak masyarakat umat Hindu di kota Denpasar membeli penjor.

"Untuk harga bahan dasar membuat penjor seperti janur asli bali mencapai Rp35 ribu per lonjor sedangkan harga janur asal jawa hanya dibandrol seharga Rp25 ribu per lonjor," ujarnya.

Ia mengakui untuk hari ini mampu merjual janur dari luar bali mencapai 40 lonjor janur, karena bnyak dicari menjelang Hari Raya Galungan sehingga kewalahan melayani permintaan masyarakat untuk sarana upacara tersebut.

Penjor merupakan sarana ritual dalam Hari Raya Galungan dengan memiliki simbol naga basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran.

Dalam perkembangannya hiasan penjor yang dulunya sederhana, saat ini dibuat artistik dengan estetika seni sehingga lebih menarik untuk dipandang mata.

Saat Hari Raya Galungan, penjor-penjor itu terlihat berjejer disepanjang jalan ibu kota Denpasar dan kabupaten lainnya hingga ke pelosok desa yang ada di Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Made Surya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015