Semarapura (Antara Bali) - Polres Klungkung, Bali, menggencarkan razia bagi pengendara sepeda motor, terutama pada kalangan anak sekolah untuk menekan jumlah korban kecelakaan lalu lintas di wilayah itu.
"Razia ini kami lakukan untuk menekan angka kecelakaan, tanpa bermaksud untuk mengejutkan para pengendara," kata Kasat Lantas Polres Klungkung AKP Putu Utariani di Semarapura, Rabu.
Menurut dia, saat ini korban terbanyak angka kecelakaan adalah anak-anak sekolah yang masih di bawah umur yang disaratkan boleh membawa sepeda motor.
"Sebenarnya razia yang disebut operasi patuh ini dilakukan pada 18 Oktober yang akan datang selama 21 hari, tapi untuk tidak menimbulkan kekagetan pada pengendara motor kami mulai secara acak dan melakukan penertiban lebih awal," ujarnya.
Ditambahkan, dari data yang ada ternyata yang menjadi korban kecelakaan lima orang setiap hari didominasi oleh anak-anak di bawah umur utamanya anak-anak yang mengendarai kendaraan roda dua, atau pengendara motor yang menggunakan SIM C.
Utariani menyayangkan banyaknya angka kecelakaan itu karena pihaknya meminta kepada orang tua agar melarang anaknya mengendarai sepeda motor. "Tetapi kenyataannya orang tua malah lepas tanggung jawab dengan membiarkan anaknya dalam bahaya," ujarnya.
Untuk itu, selain melakukan razia, Utariani secara tegas meminta kepada orang tua maupun para guru guru utamanya di SMP untuk melarang anak-anak membawa motor ke sekolah.
Dia juga meminta kepada pihak sekolah untuk tidak membuat tempat parkir sepeda motor di sekolah seperti SMP.
Selain itu, Utariani yang merupakan satu-satunya Kasat Lantas wanita di Bali ini malah menuding polisi juga menyumbang andil atas musibah kecelakaan lalu lintas bagi para generasi muda.
"Mestinya para polisi kita ikut tegas melarang jika menemukan ada anak-anak di bawah umur lewat membawa sepeda motor," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Razia ini kami lakukan untuk menekan angka kecelakaan, tanpa bermaksud untuk mengejutkan para pengendara," kata Kasat Lantas Polres Klungkung AKP Putu Utariani di Semarapura, Rabu.
Menurut dia, saat ini korban terbanyak angka kecelakaan adalah anak-anak sekolah yang masih di bawah umur yang disaratkan boleh membawa sepeda motor.
"Sebenarnya razia yang disebut operasi patuh ini dilakukan pada 18 Oktober yang akan datang selama 21 hari, tapi untuk tidak menimbulkan kekagetan pada pengendara motor kami mulai secara acak dan melakukan penertiban lebih awal," ujarnya.
Ditambahkan, dari data yang ada ternyata yang menjadi korban kecelakaan lima orang setiap hari didominasi oleh anak-anak di bawah umur utamanya anak-anak yang mengendarai kendaraan roda dua, atau pengendara motor yang menggunakan SIM C.
Utariani menyayangkan banyaknya angka kecelakaan itu karena pihaknya meminta kepada orang tua agar melarang anaknya mengendarai sepeda motor. "Tetapi kenyataannya orang tua malah lepas tanggung jawab dengan membiarkan anaknya dalam bahaya," ujarnya.
Untuk itu, selain melakukan razia, Utariani secara tegas meminta kepada orang tua maupun para guru guru utamanya di SMP untuk melarang anak-anak membawa motor ke sekolah.
Dia juga meminta kepada pihak sekolah untuk tidak membuat tempat parkir sepeda motor di sekolah seperti SMP.
Selain itu, Utariani yang merupakan satu-satunya Kasat Lantas wanita di Bali ini malah menuding polisi juga menyumbang andil atas musibah kecelakaan lalu lintas bagi para generasi muda.
"Mestinya para polisi kita ikut tegas melarang jika menemukan ada anak-anak di bawah umur lewat membawa sepeda motor," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010