Denpasar (Antara Bali) - Penampilan Sanggar Tari Mekar Sari Banjar Lodsema, Desa Lodtunduh Kecamatan Ubud, duta seni Kabupaten Gianyar mampu memukau ratusan penonton yang memadati kalangan Angsoka Taman Budaya Denpasar, Kamis malam.
Pementasan tersebut melibatkan 90 seniman yang terdiri atas 50 seniman tari dan 40 seniman tabuh dengan persiapan yang sangat matang, tutur Penata Tari dan Tabuh Sanggar tersebut, I Nyoman Cerita.
Sanggar yang berdiri sejak dua puluh tahum silam (1995) baru pertama kali tampil di arena bergengsi Pesta Kesenian Bali aktivitas seni tahunan Pulau Dewata yang ternyata mampu tampil secara maksimal.
Pementasan pragmen tari berjudul "Bisma Pralaya" yang diciptakan dan digarap secara khusus untuk pementasan PKB.
I Nyoman Cerita yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menuturkan persiapan dan latihan dilakukan selama tiga bulan, awal-awalnya tiga kali seminggu, menjelang pentas ditingkatkan menjadi setiap hari, yang kebetulan hari libur panjang bagi anak-anak sekolah.
Seniman yang berperan serta di sanggar tersebut sebagian besar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) serta sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK).
"Kami melakukan perekrutan betul-betul mencari yang memiliki kopetensi dengan menyeleksi yang memiliki kualitas teknik kesenian yang bagus dan tentunya yang paling penting seniman disiplin," katanya.
Dalam pementasan kali ini menonjolkan tarian ciptaan baru berjudul "Bisma Pralaya" yang menceritakan tentang perang Bharatayudha, Prabu Duryodana yang angkuh, serakah dan sombong menginginkan agar perang selesai dengan cepat dan dimenangkan oleh pihak Korawa.
I Nyoman Cerita menuturkan tujuan mendirikan sanggar Merta Sari sebagai wadah anak-anak memiliki kegiatan yang positif dan mengisi waktu yang bermanfaat untuk belajar kesenian agar diera modern sehingga kegiatan anak-anak terarah yang positif. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Pementasan tersebut melibatkan 90 seniman yang terdiri atas 50 seniman tari dan 40 seniman tabuh dengan persiapan yang sangat matang, tutur Penata Tari dan Tabuh Sanggar tersebut, I Nyoman Cerita.
Sanggar yang berdiri sejak dua puluh tahum silam (1995) baru pertama kali tampil di arena bergengsi Pesta Kesenian Bali aktivitas seni tahunan Pulau Dewata yang ternyata mampu tampil secara maksimal.
Pementasan pragmen tari berjudul "Bisma Pralaya" yang diciptakan dan digarap secara khusus untuk pementasan PKB.
I Nyoman Cerita yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menuturkan persiapan dan latihan dilakukan selama tiga bulan, awal-awalnya tiga kali seminggu, menjelang pentas ditingkatkan menjadi setiap hari, yang kebetulan hari libur panjang bagi anak-anak sekolah.
Seniman yang berperan serta di sanggar tersebut sebagian besar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) serta sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK).
"Kami melakukan perekrutan betul-betul mencari yang memiliki kopetensi dengan menyeleksi yang memiliki kualitas teknik kesenian yang bagus dan tentunya yang paling penting seniman disiplin," katanya.
Dalam pementasan kali ini menonjolkan tarian ciptaan baru berjudul "Bisma Pralaya" yang menceritakan tentang perang Bharatayudha, Prabu Duryodana yang angkuh, serakah dan sombong menginginkan agar perang selesai dengan cepat dan dimenangkan oleh pihak Korawa.
I Nyoman Cerita menuturkan tujuan mendirikan sanggar Merta Sari sebagai wadah anak-anak memiliki kegiatan yang positif dan mengisi waktu yang bermanfaat untuk belajar kesenian agar diera modern sehingga kegiatan anak-anak terarah yang positif. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015