Denpasar (Antara Bali) - Puluhan wartawan dari berbagai media di Denpasar mengecam pemukulan sejumlah fotografer saat melakukan tugas jurnalistik di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Senin (6/7).

"Aksi ini menegaskan kembali perlindungan terhadap para jurnalis dalam menjalankan profesinya," kata Koordinator aksi, Rofiqi Hasan di Denpasar, Selasa.

Aksi kecaman dan pernyataan sikap tersebut digelar di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali di Jalan Puputan Niti Mandala Renon Denpasar.

Wartawan dari berbagai media baik cetak, televisi, dalam jaringan (online) dan fotografer yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Solidaritas Jurnalis Bali menyampaikan sejumlah pernyataan sikapnya.

Para awak media itu menyatakan bahwa peristiwa pemukulan tersebut merupakan penodaan terhadap kebebasan pers mengingat jurnalis memiliki hak untuk meliput peristiwa yang terkait dengan kepentingan publik.

Selain itu, para jurnalis tersebut juga mengutuk pemukulan tersebut dan mendesak pelakunya untuk diproses secara hukum.

Rofiqi yang juga mantan Ketua AJI Denpasar itu mendesak aparat untuk melakukan upaya yang lebih serius untuk menjamin keamanan jurnalis dan khususnya fotografer dalam melaksanakan tugasnya khususnya dari ancaman premanisme.

Sebelumnya pada Senin (6/7) saat penahanan Bupati Empat Lawang Budi Antoni Aljufri dan istrinya, Suzanna, diwarnai kericuhan di Gedung KPK Jakarta.

Menjelang keduanya ditahan, massa pendukung Budi Antoni yang berjumlah sekitar 40 orang berkumpul di halaman depan gedung lembaga superbodi itu.

Ketika tersangka yang tersangkut kasus dugaan suap terhadap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar itu akan dibawa ke rumah tahanan kelas I Jakarta Timur, puluhan pendukung bupati tersebut menghalangi fotografer mengabadikan gambar kedua tersangka itu dan memukul sejumlah fotografer. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015