Denpasar (Antara Bali) - Pementasan topeng Panca Seka (grup) Gong Kalingga Jaya, Banjar Kaliungu Kaja, Desa Dangin Puri Kaja, duta seni Kota Denpasar tampil di kalangan Ratna Kanda Taman Budaya menghibur masyarakat dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37, Selasa.
"Grup kesenian itu melibatkan 50 seniman yang terdiri dari 10 seniman tari lawak dan 40 seniman tabuh," kata Pembina sekaa kesenian tersebut Dr Nyoman Astita yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar di sela-sela pementasan.
Seka yang bermarkas di jantung kota Denpasar itu sudah empat kali pernah mewakili Denpasar dalam ajang PKB dengan menyuguhkan kesenian yang berbeda-beda seperti Gong kebyar dewasa, tari klasik, tabuh klasik dan kali ini dengan kesenian topeng panca mengusung tema kisah dramatik "Kaliyuga Nemu Kerta".
Ia menuturkan Seka Gong Kalingga Jaya terbentuk sejak tahun 1965 pada awalnya memiliki alat musik (gambelan) untuk gong kebyar tetapi pada tahun 1996 gambelannyaditukar menjadi gambalan Semara Dana.
Seka gong ini menyajikan lima kesenian pada pementasan kali ini meliputi Gending Kincang-Kincung adalah gendingan (nyanyian) yang sering dimainkan pada saat piodalan di pura yang diciptakan oleh I Ketut Gede Astawa yang baru pertama kalinya dipentaskan sekarang.
Tari Pengelembar Keras dipentaskan dengan seorang seniman penopeng yang menggambarkan keagungan seorang punggawa puri, Tari Pengelembar manis menggambarkan karakter seorang rakyat biasa yang lugu yang diciptakan maestro seni topeng I Wayan Pugra (Alm) pada tahun 70-an.
Topeng Panca (Kaliyuga Nemu Kertha) menceritakan Raja Pulina Bali Dalem Waturenggong bertahta di kerajaan Gelgel pada tahun 1460 masehi.
Pementasan topeng panca duta Kota Denpasar merupakan salah satu pementasan kesenian yang tampil bersamaan dengan pementasan dari Sanggar Kapan duta seni Kabupaten Klungkung yang tampil di panggung Ayodya Taman Budaya Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Grup kesenian itu melibatkan 50 seniman yang terdiri dari 10 seniman tari lawak dan 40 seniman tabuh," kata Pembina sekaa kesenian tersebut Dr Nyoman Astita yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar di sela-sela pementasan.
Seka yang bermarkas di jantung kota Denpasar itu sudah empat kali pernah mewakili Denpasar dalam ajang PKB dengan menyuguhkan kesenian yang berbeda-beda seperti Gong kebyar dewasa, tari klasik, tabuh klasik dan kali ini dengan kesenian topeng panca mengusung tema kisah dramatik "Kaliyuga Nemu Kerta".
Ia menuturkan Seka Gong Kalingga Jaya terbentuk sejak tahun 1965 pada awalnya memiliki alat musik (gambelan) untuk gong kebyar tetapi pada tahun 1996 gambelannyaditukar menjadi gambalan Semara Dana.
Seka gong ini menyajikan lima kesenian pada pementasan kali ini meliputi Gending Kincang-Kincung adalah gendingan (nyanyian) yang sering dimainkan pada saat piodalan di pura yang diciptakan oleh I Ketut Gede Astawa yang baru pertama kalinya dipentaskan sekarang.
Tari Pengelembar Keras dipentaskan dengan seorang seniman penopeng yang menggambarkan keagungan seorang punggawa puri, Tari Pengelembar manis menggambarkan karakter seorang rakyat biasa yang lugu yang diciptakan maestro seni topeng I Wayan Pugra (Alm) pada tahun 70-an.
Topeng Panca (Kaliyuga Nemu Kertha) menceritakan Raja Pulina Bali Dalem Waturenggong bertahta di kerajaan Gelgel pada tahun 1460 masehi.
Pementasan topeng panca duta Kota Denpasar merupakan salah satu pementasan kesenian yang tampil bersamaan dengan pementasan dari Sanggar Kapan duta seni Kabupaten Klungkung yang tampil di panggung Ayodya Taman Budaya Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015