Jakarta (Antara Bali) - Instruktur senam aerobik, Berty Tilarso, mengatakan olahraga secara berlebih justru akan berdampak melemahkan daya tahan tubuh.
"Jangan berlebihan dalam berolahraga, karena akan berbalik melemahkan imunitas, karena daya tahan tubuh menurun akibat kelelahan," kata dia, di Jakarta, Minggu.
Dijelaskan dia, olahraga yang baik adalah rentang waktu antara 40 hingga 60 menit dengan tingkat beban meningkat.
Ia mencontohkan jika angkat beban, cari yang ringan terlebih dahulu, kemudian besoknya meningkat dengan beban lebih berat dan seterusnya tergantung kemampuan.
"Waktu yang tepat adalah tiga jam setelah makan, waktu puasa waktunya dikurangi saja," katanya.
Untuk orang biasa dan sehat olahraga paling baik adalah yang menggerakkan seluruh tubuh. Beban olahraga juga berdinamika atau meningkat.
"Jangan dipaksakan hingga kelelahan, karena rentan cidera, kecuali atlet olahraga yang dituntut kemampuan khusus, dan itu harus terlatih," tuturnya.
Untuk orang kantoran, guna mengurangi stres, cukup duduk dan senam kecil seperti melemaskan leher dan pundak dengan iringan lagu kesukaan sendiri.
Kemudian menghentakkan kaki di kursi kantor secara teratur, tidak perlu keras-keras. Durasinya sekitar lima belas menit, itu bisa meredakan stres dan ketegangan otot.
"Bisa meningkatkan gairah kerja juga, dan memperbaiki kualitas tidur serta nafsu makan," katanya.
Jika berlebih justru akan sulit tidur, dan nafsu makan akan berlebih, apalagi hingga dehidrasi.
Sementara itu, pakar kesehatan, dr Hario Tilarso, juga mengingatkan tentang pentingnya manfaat olahraga bagi tubuh dan kesehatan yang harus dilakukan selama bulan puasa.
"Karena puasa tidak berarti harus tidak berolahraga," kata dia.
"Olahraga tidak perlu yang berat-berat, durasi olahraga juga tidak perlu lama-lama, 30 menit saja cukup," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Jangan berlebihan dalam berolahraga, karena akan berbalik melemahkan imunitas, karena daya tahan tubuh menurun akibat kelelahan," kata dia, di Jakarta, Minggu.
Dijelaskan dia, olahraga yang baik adalah rentang waktu antara 40 hingga 60 menit dengan tingkat beban meningkat.
Ia mencontohkan jika angkat beban, cari yang ringan terlebih dahulu, kemudian besoknya meningkat dengan beban lebih berat dan seterusnya tergantung kemampuan.
"Waktu yang tepat adalah tiga jam setelah makan, waktu puasa waktunya dikurangi saja," katanya.
Untuk orang biasa dan sehat olahraga paling baik adalah yang menggerakkan seluruh tubuh. Beban olahraga juga berdinamika atau meningkat.
"Jangan dipaksakan hingga kelelahan, karena rentan cidera, kecuali atlet olahraga yang dituntut kemampuan khusus, dan itu harus terlatih," tuturnya.
Untuk orang kantoran, guna mengurangi stres, cukup duduk dan senam kecil seperti melemaskan leher dan pundak dengan iringan lagu kesukaan sendiri.
Kemudian menghentakkan kaki di kursi kantor secara teratur, tidak perlu keras-keras. Durasinya sekitar lima belas menit, itu bisa meredakan stres dan ketegangan otot.
"Bisa meningkatkan gairah kerja juga, dan memperbaiki kualitas tidur serta nafsu makan," katanya.
Jika berlebih justru akan sulit tidur, dan nafsu makan akan berlebih, apalagi hingga dehidrasi.
Sementara itu, pakar kesehatan, dr Hario Tilarso, juga mengingatkan tentang pentingnya manfaat olahraga bagi tubuh dan kesehatan yang harus dilakukan selama bulan puasa.
"Karena puasa tidak berarti harus tidak berolahraga," kata dia.
"Olahraga tidak perlu yang berat-berat, durasi olahraga juga tidak perlu lama-lama, 30 menit saja cukup," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015