Singaraja (Antara Bali) - Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, Bali, akan menggelar pasar murah mulai 6 Juli sampai 8 Juli 2015 untuk mengendalikan harga bahan pokok yang terus melonjak saat ini.

"Kegiatan pasar murah akan dilaksanakan di dua pasar terbesar di Buleleng yakni pasar Anyar dan Pasar Banyuasri," Kata Kepala Dinas (Kadis) Koperindag Kabupaten Buleleng, Made Arnike, Kamis.

Ia menjelaskan, kegiatan pasar murah menyasar pasar besar yang dilakukan menjelang hari raya besar keagamaan merupakan kegiatan rutin setiap tahun.

Terlebih saat ini, Hari Raya Galungan dan Idul Fitri 1436 Hijriah yang merupakan hari raya besar Agama Hindu dan Islam akan tiba, sangat berdekatan, sehingga bisa memicu kenaikan harga berbagai jenis kebutuhan pokok di pasaran.

"Kita fokus mengendalikan harga kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat menjelang hari raya seperti beras, gula, daging, cabai, sayur mayur dan lainnya," kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian Buleleng menggandeng para petani untuk memasarkan hasil panen mereka, sehingga menurunkan harga berbagai jenis komoditi kebutuhan pokok.

"Para konsumen akan mendapatkan produk langsung dari petani, sehingga dapat dipastikan harganya jauh lebih murah dari harga yang beredar di pasaran.

Sementara itu, harga kebutuhan pokok di kota yang terkenal dengan sebutan "kota pendidikan" itu mulai merangkak naik.

Kadek Sulastri, seorang pedagang kebutuhan bahan pokok di pasar Anyar, Singaraja, mengatakan, kenaikan terjadi di hampir semua jenis kebutuhan sehari hari mulai dari beras, gula, bawang, cabai, dan lain lain.

Namun, yang paling signifikan mengalami kenaikan adalah komoditi jenis cabai yang mencapai 100 persen dalam kurun waktu dua hari saja.

Ia mengatakan, lonjakan harga mulai dirasakan sejak dua hari lalu, harga cabai yang mulanya sekitar Rp13.000 perkilogram meningkat menjadi Rp15.000 perkilogram, keesokan harinya (kemarin) harganya menembus angka Rp20.000 dan saat ini sudah mencapai Rp25.000 perkilogram.

"Persediaan dari petani terbatas sekali, oleh karena itu, kami hanya diberikan membeli sedikit dari pengepul, berkurang sekitar 50 persen dari total pembelian pada hari biasa," katanya.

Sulastri menyatakan, kini dia hanya menjual cabai dalam jumlah terbatas, untuk mengantisipasi penurunan pembeli akibat melonjaknya harga salah satu bahan utama setiap masakan itu. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015