Denpasar (Antara Bali) - Penjual perlengkapan ritual keagamaan Hindu di Kota Denpasar, Bali mengalami kenaikan omzet hingga 60 persen menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.

"Pesanan meningkat menjelang hari raya besar dalam memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), karena kebanyakan warga membeli ketimbang membuat di rumah dengan alasan menghemat waktu," kata Luh Astini, seorang penjual perlengkapan upacara di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya memperoleh omzet sampai Rp1 juta dalam sehari, meningkat dari hari-hari biasa yang hanya Rp600.000-Rp700.000 saja.

"Pada hari biasa, pesanan standar saja, masyarakat kebanyakan membeli berbagai kebutuhan upacara pada hari purnama/tilem saja yang jatuh dua kali selama sebulan," imbuhnya.

Dikatakan, kalangan konsumen yang membeli beberapa produk miliknya bukan hanya berasal dari dalam kota Denpasar, tetapi dari beberapa daerah seperti daerah Badung dan Tabanan.

"Konsumen yang berasal dari luar kota Denpasar, biasanya membeli dalam jumlah banyak karena akan dipasarkan kembali di daerahnya masing-masing," imbuhnya.

Luh Astini menambahkan, beberapa perlengkapan upacara yang paling laris seperti berbagai jenis jajan Bali, saranan "bebantenan" berupa "tamas", "tamyang", dan masih banyak lagi yang lain.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pihaknya menambah persediaan/stok berbagai jenis perlengkapan upacara dengan cara menambah jumlah pesanan dari produsen.

Hal itu dilakukannya untuk mengantisipasi padatnya pesanan, karena jumlah pesanan akan terus bertambah menjelang hari H Galungan, karena masyarakat cenderung lebih suka memesan kebutuhan akan sarana upacara dengan alasan lebih segar dan awet.

"Stok saya tambah sampai 100 persen lebih untuk mengantisipasi banyaknya pesanan pada hari hari kedepan, apalagi Galungan sudah semakin dekat," ujarnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015