Singaraja,(AntaraBali) - Kalangan pengusaha penyewaan kano di pantai Penimbangan, Singaraja, Bali mengeluhkan sepinya pengunjung sehingga penghasilan yang didapat menurun 50 persen lebih dari biasanya.
"Pengunjung sedikit sekali yang menyewa kano akhir akhir ini, karena kondisi ekonomi masyarakat turun drastis imbas kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah," kata Kadek Sata, seorang pengusaha penyewaan kano di daerah itu, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp100 ribu perhari dengan tarif kano ukuran dewasa Rp10 ribu selama satu dua jam.
"Sekarang paling banyak menyewa kano cuma sepuluh orang saja dalam sehari," keluhnya.
Padahal sebelumnya, jika sedang ramai, dia bisa menyewakan sekitar 20-30 kano dan memperoleh penghasilan paling sedikit sebesar Rp200.000-Rp300.000 dalam sehari.
Kadek Sata menambahkan, selama ini, pengunjung yang menyewa kano miliknya hanya dari kalangan masyarakat lokal Singaraja saja, jarang dari daerah luar apalagi turis mancanegara.
"Ada beberapa dari luar daerah, namun jumlahnya sedikit sekali, itupun mereka datang ke sini waktu hari-hari libur saja, seperti hari raya besar agama dan akhir pekan," imbuhnya.
Dikatakan, selain karena sepinya pengunjung ke daerah pantai itu salah satu faktor yang menyebabkan sepinya penyewa kano adalah letak areal pantai Penimbangan yang sulit diakses masyarakat.
Jalan menuju pantai kecil dan terkesan sempit, sehingga menyulitkan saat akan menuju salah satu pantai yang letaknya berdekatan dengan Pura Segara Penimbangan ini.
"Kami berharap, jalan di pinggir Pantai Penimbangan segera direalisasikan, karena dulu pernah ada rencana membangun jalan rute pinggir pantai yang terhubung jalan di bagian timur, tetapi tidak jadi diselesaikan," katanya. Dikatakan, saat ini jalan yang bagus hanya sampai di sekitaran pedagang di pinggir pantai saja, belum sampai ke daerah pantai pesisir di sebelah timur Pura.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pengunjung sedikit sekali yang menyewa kano akhir akhir ini, karena kondisi ekonomi masyarakat turun drastis imbas kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah," kata Kadek Sata, seorang pengusaha penyewaan kano di daerah itu, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp100 ribu perhari dengan tarif kano ukuran dewasa Rp10 ribu selama satu dua jam.
"Sekarang paling banyak menyewa kano cuma sepuluh orang saja dalam sehari," keluhnya.
Padahal sebelumnya, jika sedang ramai, dia bisa menyewakan sekitar 20-30 kano dan memperoleh penghasilan paling sedikit sebesar Rp200.000-Rp300.000 dalam sehari.
Kadek Sata menambahkan, selama ini, pengunjung yang menyewa kano miliknya hanya dari kalangan masyarakat lokal Singaraja saja, jarang dari daerah luar apalagi turis mancanegara.
"Ada beberapa dari luar daerah, namun jumlahnya sedikit sekali, itupun mereka datang ke sini waktu hari-hari libur saja, seperti hari raya besar agama dan akhir pekan," imbuhnya.
Dikatakan, selain karena sepinya pengunjung ke daerah pantai itu salah satu faktor yang menyebabkan sepinya penyewa kano adalah letak areal pantai Penimbangan yang sulit diakses masyarakat.
Jalan menuju pantai kecil dan terkesan sempit, sehingga menyulitkan saat akan menuju salah satu pantai yang letaknya berdekatan dengan Pura Segara Penimbangan ini.
"Kami berharap, jalan di pinggir Pantai Penimbangan segera direalisasikan, karena dulu pernah ada rencana membangun jalan rute pinggir pantai yang terhubung jalan di bagian timur, tetapi tidak jadi diselesaikan," katanya. Dikatakan, saat ini jalan yang bagus hanya sampai di sekitaran pedagang di pinggir pantai saja, belum sampai ke daerah pantai pesisir di sebelah timur Pura.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015