Denpasar(Antara Bali) - Bali menghasilkan devisa sebesar 4,85 juta dolar AS dari pengapalan pakaian jadi bukan rajutan selama bulan April 2015, merosot 33,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Maret 2015) mencapai 7,28 juta dolar AS.

"Perolehan devisa tersebut juga menurun 10,48 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2014 mencapai 5,42 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, pakaian jadi bulan rajutan itu memberikan kontribusi sebesar 10,48 persen dari total ekspor Bali secara keseluruhan tercatat 48,41 persen selama bulan April 2015, berkurang 4,44 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 50,67 persen.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat total ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) selama empat bulan periode Januari-April 2015 mencapai 35,97 juta dolar AS berkurang 24,35 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 47,54 juta dolar AS.

Demikian pula dari segi volume berkurang 36,89 persen dari 35,58 juta potong selama periode Januari-April 2014 menjadi hanya 22,45 juta potong pada periode yang sama tahun 2015.

Panasunan Siregar menambahkan, TPT merupakan salah satu dari lima jenis komoditas utama yang menembus pasaran luar negeri, paling menonjol adalah produk ikan dan udang yang mencapai 21,22 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 13,65 persen dan produk kayu, barang dari kayu 11,01 persen.

Pengapalan produk pakaian jadi bukan rajutan menempati posisi keempat yakni 10,03 persen serta produk prabot dan penerangan rumah 9,41 persen, ujar Panasunan Siregar.

Panasunan Siregar menjelaskan, ekspor pakaian jadi bukan rajutan itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 17,41 persen, menyusul Jepang 3,50 persen, Singapura 6,58 persen, Australia 10,48 persen, Perancis 16,80 persen dan Spanyol 1,75 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 8,15 persen, Italia 7,08 persen Inggris 5,54 persen, Belanda 1,22 persen dan 21,48 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya.

Pakaian jadi bukan rajutan yang menembus pasaran luar negeri itu dirancang dengan disain yang unik dan menarik, termasuk dipadukan dengan manik-manik yang disenangi konsumen mancanegara, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015