Singaraja (Antara Bali) - Kalangan pelaku pariwisata di Pelabuhan Banyuwedang, Desa Pejarakan dan Pelabuhan Lalang, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng memboikot aktivitas penyeberangan wisatawan ke Pulau Menjangan.
"Aksi ini menyusul kenaikan tiket masuk Pulau Menjangan yang diterapkan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mulai Senin (1/6)," kata seorang pemandu wisata, Ketut Danu, dikonfirmasi Selasa.
Pihaknya keberatan dengan kenaikan tiket masuk untuk wisatawan mancanegara (wisman) yang sangat drastis. Dari sebelumnya Rp 20 ribu menjadi Rp 200 ribu.
Ia mengatakan, pihaknya merasa khawatir jika harga tiket mahal hingga mencapai sepuluh kali lipat itu mengakibatkan wisatawan enggan berkunjung ke Pulau Menjangan.
Lebih lanjut, Ketut Danu mengatakan, aksi boikot ini dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Namun, aksi ini tidak berlaku bagi masyarakat Bali yang ingin melakukan persembahyang di Pura Pulau Menjangan.
"Kami menginginkan pihak Balai TNBB yang memiliki otoritas dalam pengelolaan Pulau Menjangan agar mengkaji ulang kebijakan kenaikan tiket," katanya.
Sebab kebijakan ini dinilai dapat mematikan aktivitas pariwisata Pulau Menjangan. Padahal selama ini sangat bergantung pada pendapatan sebagai pelaku wisata di pulau ini.
Ketut Danu menjelaskan, pihaknya terpaksa menghentikan pekerjaan yang menjadi tulang punggung pendapatannya selama ini, sambil menunggu kebijaksanaan dari pengelola Pulau Menjangan.
"Kami memutuskan tidak melakukan aktivitas dulu sampai batas waktu yang belum dipastikan. Karena kenaikan tiket ini sangat memberatkan bagi kami. Harapannya agar TNBB bisa mengkaji ulang kebijakan yang sangat memberakan itu," ujar Ketut Danu.
Akibat aksi tersebut, sejumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Menjangan harus membatalkan niatnya. Mereka akhirnya kembali lagi ke tempat penginapan setelah tidak bisa menyeberang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Aksi ini menyusul kenaikan tiket masuk Pulau Menjangan yang diterapkan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mulai Senin (1/6)," kata seorang pemandu wisata, Ketut Danu, dikonfirmasi Selasa.
Pihaknya keberatan dengan kenaikan tiket masuk untuk wisatawan mancanegara (wisman) yang sangat drastis. Dari sebelumnya Rp 20 ribu menjadi Rp 200 ribu.
Ia mengatakan, pihaknya merasa khawatir jika harga tiket mahal hingga mencapai sepuluh kali lipat itu mengakibatkan wisatawan enggan berkunjung ke Pulau Menjangan.
Lebih lanjut, Ketut Danu mengatakan, aksi boikot ini dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Namun, aksi ini tidak berlaku bagi masyarakat Bali yang ingin melakukan persembahyang di Pura Pulau Menjangan.
"Kami menginginkan pihak Balai TNBB yang memiliki otoritas dalam pengelolaan Pulau Menjangan agar mengkaji ulang kebijakan kenaikan tiket," katanya.
Sebab kebijakan ini dinilai dapat mematikan aktivitas pariwisata Pulau Menjangan. Padahal selama ini sangat bergantung pada pendapatan sebagai pelaku wisata di pulau ini.
Ketut Danu menjelaskan, pihaknya terpaksa menghentikan pekerjaan yang menjadi tulang punggung pendapatannya selama ini, sambil menunggu kebijaksanaan dari pengelola Pulau Menjangan.
"Kami memutuskan tidak melakukan aktivitas dulu sampai batas waktu yang belum dipastikan. Karena kenaikan tiket ini sangat memberatkan bagi kami. Harapannya agar TNBB bisa mengkaji ulang kebijakan yang sangat memberakan itu," ujar Ketut Danu.
Akibat aksi tersebut, sejumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Menjangan harus membatalkan niatnya. Mereka akhirnya kembali lagi ke tempat penginapan setelah tidak bisa menyeberang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015