Jakarta (Antara Bali) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa sampah antariksa Indonesia mencapai 20.000 kepingan.
Usai menandatangani kerja sama antar instansi dan universitas nasional di Jakarta, Senin, Thomas mengatakan Lapan harus memantau sampah-sampah antariksa itu secara berkala untuk mencegahnya menabrak satelit dan mengantisipasi adanya sampah yang jatuh ke Bumi.
"Potensi jatuh tetap ada makanya, harus terus diawasi dan memperingatkan masyarakat serta lembaga terkait guna menghindari efek bahaya yang timbul dari sampah tersebut jika jatuh," tuturnya.
Saat ini Lapan belum punya teknologi canggih untuk membersihkan sampah-sampah antariksa tapi mengarahkan penelitian untuk mengembangkan teknologi guna mengatasi masalah sampah antariksa.
"Salah satu cara mengembangkan Iptek adalah dengan mengadakan kerja sama seperti ini, karena kami juga akan banyak mendapat masukan ilmu," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Usai menandatangani kerja sama antar instansi dan universitas nasional di Jakarta, Senin, Thomas mengatakan Lapan harus memantau sampah-sampah antariksa itu secara berkala untuk mencegahnya menabrak satelit dan mengantisipasi adanya sampah yang jatuh ke Bumi.
"Potensi jatuh tetap ada makanya, harus terus diawasi dan memperingatkan masyarakat serta lembaga terkait guna menghindari efek bahaya yang timbul dari sampah tersebut jika jatuh," tuturnya.
Saat ini Lapan belum punya teknologi canggih untuk membersihkan sampah-sampah antariksa tapi mengarahkan penelitian untuk mengembangkan teknologi guna mengatasi masalah sampah antariksa.
"Salah satu cara mengembangkan Iptek adalah dengan mengadakan kerja sama seperti ini, karena kami juga akan banyak mendapat masukan ilmu," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015